Banjir melanda sejumlah kawasan di DKI Jakarta. Banjir juga jadi media penularan terhadap beberapa penyakit. Penyakit apa saja yang harus diwaspadai saat banjir melanda?
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat ada sebanyak 69 RT terendam banjir. Puluhan RT berada di Jakarta Selatan hingga Jakarta Timur dengan ketinggian beragam. Kelurahan Cawang, Jakarta Timur ketinggian air lebih dari 2 m.
Selain kerugian material, banjir juga berpotensi membawa masalah terhadap kesehatan. Banjir merupakan lingkungan yang baik untuk bakteri dan virus berkembang biak sekaligus sarana penularan pada manusia.
Berikut penyakit yang perlu diwaspadai selama banjir.
1. Leptospirosis
Ilustrasi. Salah satu penyakit yang harus diwaspadai selama banjir adalah leptospirosis. (iStock/Moyo Studio)
|
Leptospirosis disebabkan air banjir yang bercampur kotoran tikus atau hewan lain. Gejala leptospirosis antara lain, tubuh menggigil, batuk, diare, sakit kepala tiba-tiba, demam, nyeri otot, hilang nafsu makan, mata merah, mual-muntah, dan timbul ruam pada kulit.
2. Diare dan demam tifoid
Situasi banjir otomatis membuat kondisi kebersihan minim. Makanan dan minuman berisiko terkontaminasi bakteri dan bisa memicu diare dan demam tifoid pada siapa pun yang mengonsumsinya.
3. Demam berdarah dengue (DBD)
Ilustrasi. Salah satu penyakit yang harus diwaspadai selama banjir adalah DBD. (Pixabay/skeeze)
|
DBD umum terjadi di musim hujan. Hujan mendatangkan genangan air yang jadi tempat nyamuk berkembang biak.
4. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
Udara dingin campur air berbau tak sedap selama banjir akan memicu ISPA. Gejala umumnya berupa batuk, bersin, dan demam. Warga terdampak banjir yang daya tubuhnya menurun rentan tertular ISPA.
5. Asam lambung
Bantuan datang kadang tidak tepat waktu sehingga korban banjir harus menunda makan. Pun ketika makanan datang, bisa jadi kurang memenuhi kebutuhan gizi. Penyakit asam lambung rentan dialami korban banjir.
6. Flu dan demam
Ilustrasi. Salah satu penyakit yang harus diwaspadai selama banjir adalah demam dan flu. (iStockphoto/evrim ertik)
|
Flu dan demam umum dialami selama musim penghujan. Terlebih saat banjir, tubuh terus-menerus terpapar air dan udara dingin.
7. Infeksi kulit
Air banjir yang keruh sudah terkontaminasi aneka bakteri dan virus. Saat kulit terpapar air banjir, ada risiko infeksi atau masalah kulit. Infeksi mudah timbul pada kulit terbuka atau luka.
(els/pua)
[Gambas:Video CNN]