Banyak orang berpikir sabotase hanya bisa dilakukan oleh orang lain, tapi pada kenyataannya, kamu juga bisa menyabotase diri sendiri. Hal ini dikenal sebagai self sabotage.
Kebanyakan orang biasanya tak menyadari saat melakukan self sabotage.
Apa itu self sabotage?
Perilaku sabotase diri mengacu pada tindakan yang disengaja (atau tidak adanya tindakan) yang menghambat kemajuan seseorang dan menghalangi mereka mencapai tujuan mereka.Sabotase diri terjadi ketika orang menghalangi kesuksesannya sendiri.
Ketika Anda mengambil langkah-langkah destruktif ini, hal ini berbahaya dan dapat berdampak negatif pada hampir setiap bagian kehidupan mereka termasuk hubungan dan karier mereka.
Apa Penyebab Perilaku Sabotase Diri?
Mengutip Very Well Mind, orang-orang tanpa disadari ternyata sering menggagalkan kemajuan mereka karena berbagai alasan.
Penyebabnya berkisar dari masalah masa kecil hingga efek hubungan sebelumnya.Alasan lain untuk jenis perilaku destruktif ini bervariasi dari rendah diri hingga masalah disonansi kognitif.
Sabotase diri sering kali berfungsi sebagai mekanisme penanggulangan yang digunakan orang untuk menghadapi situasi stres dan trauma masa lalu.Sayangnya, hal ini biasanya memperburuk masalah dan membatasi kemampuan seseorang untuk berhasil maju dengan cara yang sehat.
Orang yang melakukan sabotase diri mungkin menyadari tindakannya.Misalnya,saat dia melewatkan tenggat waktu kerja.Yang terlihat oleh orang lain, dia sepertinya tidak bisa bekerja cepat. Tapi sebenarnya dia takut gagal.
Dia menyabotase dirinya sendiri dengan melewatkan tanggal deadline, sehingga dia menggagalkan tujuannya untuk naik jabatan di perusahaan.
1. Masa Kecil yang Sulit
Tumbuh dalam keluarga yang tidak support dapat menyebabkan tindakan self sabotage. Jika orang tuamu mengatakan kepadamu saat tumbuh dewasa bahwa kamu tidak akan pernah berarti atau berhasil, mungkin kamu membuat kamu jadi pesimis dan gagal.
2. Rendah diri
Orang dengan citra diri negatif dan rendah diri sangat rentan terhadap self sabotage.
Mereka berperilaku dengan cara yang menegaskan keyakinan negatif tentang diri mereka sendiri.Jadi, jika mereka hampir berhasil, mereka menjadi tidak nyaman.
Kadang-kadang mereka berkata pada diri mereka sendiri sepanjang hidup mereka bahwa mereka akan gagal.Perilaku sabotase diri membantu memastikan bahwa hal ini menjadi ramalan yang menjadi kenyataan.
3. Disonansi kognitif
Orang yang menunjukkan perilaku ini berjuang melawan disonansi kognitif, atau ketidaknyamanan mental yang mungkin dialami saat mengalami dua hal yang bertentangan pada saat yang bersamaan.
Misalnya, Anda menikah dengan seseorang yang hebat, tetapi Anda berasal dari keluarga yang disfungsional. Hal ini akan menyebabkan trauma dan bisa jadi Anda tidak percaya pada pernikahan yang stabil dan penuh cinta.