Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Keamanan pangan adalah aspek penting yang harus diperhatikan oleh setiap orang tua. Sayangnya, ada kebiasaan orang tua saat memberi makan yang bikinĀ anak sakit.
Tak cuma kandungan gizi yang perlu diperhatikan orang tua, tapi juga cara mempersiapkan makanan. Mulai dari bagaimana makanan disimpan, disiapkan, hingga disajikan sangat memengaruhi kesehatan anak.
Dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik Moretta Damayanti Fauzi mengatakan bahwa ada beberapa kebiasaan orang tua yang tak disadari dapat mengkontaminasi makanan dan berdampak buruk pada kesehatan anak. Berikut di antaranya.
1. Tidak menyadari pentingnya membaca label makanan
Hingga saat ini, masih banyak orang tua yang luput membaca label makanan. Padahal, cara menyimpan dan menyajikan biasanya ada di dalamnya.
“Misalnya, dia [orang tua] yang membeli makanan komersial, [orang tua] itu tidak membaca label, bagaimana menyimpan dan menyajikan. Jadi harus rajin membaca labelnya juga,” ujar Moretta dalam acara seminar media IDAI tentang keamanan pangan untuk anak yang dilaksanakan secara daring, Selasa (4/6).
Misalnya, pada label tertulis tercantum aturan cukup menggunakan satu sendok air. Dengan begitu, menambah air terlalu banyak akan mengubah kandungan gizi dalam makanan.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk selalu membaca dan mengikuti petunjuk pada label makanan komersial.
2. Tidak mencuci tangan sebelum makan
Kebersihan tangan adalah kunci dalam menjaga makanan tetap higienis. Orang tua sering kali lupa mencuci tangan sebelum memberi makan anak.
Padahal, kuman bisa menempel pada tangan dan berpindah ke makanan. Selain itu, anak-anak juga harus diajarkan mencuci tangan sebelum makanan.
Kebiasaan ini penting untuk diterapkan karena bisa mencegah kontaminasi kuman yang bisa menyebabkan penyakit pada anak.
“Kebiasaan kita cuci tangan pada saat memberi makan anak juga masih kurang, dan mencuci tangan anak pun juga masih kurang. Jadi kebiasaan itu yang harus kita perbaiki,” ujar Moretta lagi.
3. Menghangatkan asal-asalan
Ilustrasi. Menghangatkan asal-asalan, salah satu kebiasaan orang tua saat memberi makan yang bikin anak sakit. (iStock/brizmaker)
|
Moretta menyoroti bahwa masih banyak orang tua yang tidak memperhatikan bahan-bahan makanan yang akan dihangatkan.
Makanan yang sudah dimasak sebaiknya segera didinginkan dan disimpan di kulkas jika tidak akan langsung dikonsumsi.
Makanan yang dibiarkan terlalu lama di suhu ruang berpotensi terkontaminasi bakteri.
Sayuran, misalnya, sebaiknya tidak dipanaskan ulang, melainkan langsung dikonsumsi setelah dimasak.
Membiarkan makanan, seperti bubur, dalam panci sepanjang hari juga tidak disarankan karena dapat menyebabkan kontaminasi bakteri.
4. Penggunaan alat makan yang tidak aman
Moretta mengungkapkan bahwa penggunaan alat makan berbahan plastik sering menjadi perhatian karena risiko kontaminasi BPA, terutama saat terkena suhu tinggi.
“Terutama yang plastik sebetulnya karena, kan, pada pembuatan plastik itu dia mengandung BPA dan perubahannya itu yang kalau dia terkontaminasi dengan suhu tinggi,” ungkapnya
Orang tua harus memastikan alat makan plastik yang digunakan memiliki label aman untuk makanan panas atau digunakan di microwave.
Jika alat makan plastik menunjukkan tanda-tanda meleleh atau rusak, sebaiknya tidak digunakan lagi.
Selain plastik, silikon juga bisa menjadi pilihan, namun penting untuk memastikan produk tersebut aman dan sesuai dengan standar keamanan untuk makanan.
Sebagai alternatif, bahan gelas atau kaca bisa menjadi pilihan yang lebih aman untuk alat makan anak-anak.
5. Jarang mengganti alat makan lama
Seiring waktu, alat makan yang terbuat dari plastik atau bahan lain bisa mengalami kerusakan dan tidak lagi aman digunakan.
“Lapisan pelindung pada alat makan dapat menipis dan membuatnya rentan terhadap kontaminasi,” ungkap Moretta.
Oleh karena itu, orang tua harus rutin memeriksa kondisi alat makan dan menggantinya jika sudah tidak layak pakai.
(sya/asr)
[Gambas:Video CNN]