Halodoc, Jakarta – Penyakit jantung koroner ditandai oleh penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis). Deposito berlemak, atau plak, menempel di dinding arteri dan dapat menyumbat arteri, membuatnya lebih mungkin terbentuk gumpalan darah.
Serangan jantung terjadi ketika gumpalan darah menyumbat salah satu arteri jantung. Ini mencegah aliran darah, memotong suplai oksigen ke jantung dan merusak atau membunuh sel-sel jantung.
Sejumlah faktor dikaitkan dengan penumpukan timbunan lemak di arteri koroner, termasuk merokok, kurangnya aktivitas fisik dan riwayat keluarga dengan penyakit ini. Beberapa hal lain yang juga menempatkan seseorang mengidap penyakit jantung koroner adalah:
Baca juga: Kenali Gejala Penyakit Jantung Koroner
-
Jenis Lemak yang Dimakan
Lemak jenuh dan lemak trans meningkatkan kolesterol darah dan tingkat serangan jantung. Lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal menurunkan risiko serangan jantung.
Banyak orang yang kelebihan berat badan dan obesitas memiliki diet tinggi lemak, terutama lemak jenuh. Seseorang yang membawa sebagian besar lemak tubuhnya di sekitar perutnya (tubuh berbentuk “apel”) memiliki risiko lebih besar terkena penyakit jantung daripada seseorang yang lemak tubuhnya cenderung mengendap di sekitar bagian bawah, pinggul dan paha (tubuh berbentuk “pir”).
-
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Tekanan darah adalah jumlah tekanan di dalam arteri (pembuluh darah yang membawa darah ke seluruh tubuh). Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, berarti tekanan di arteri lebih tinggi dari normal. Ini mungkin karena arteri kurang elastis, ada lebih banyak volume darah, atau lebih banyak darah yang dipompa keluar dari jantung.
Pola makan sangat memengaruhi kondisi penyakit jantung koroner. Berikut ini rekomendasinya:
Baca juga: Ini Pentingnya Mempersiapkan Kondisi Fisik Sebelum Berangkat Haji
-
Sajikan Lebih Banyak Sayuran, Buah-Buahan, Biji-Bijian, dan Kacang-Kacangan
Hampir setiap orang bisa tahan makan lebih banyak makanan nabati. Mereka kaya serat dan nutrisi lainnya, dan rasanya enak di salad, sebagai lauk, atau sebagai hidangan utama. Perhatikan bahwa kamu tidak menggunakan terlalu banyak lemak atau keju saat menyiapkannya.
-
Pilih Kalori Lemak dengan Bijak
Batasi lemak jenuh (ditemukan dalam produk hewani). Hindari lemak trans buatan sebanyak mungkin. Periksa daftar bahan untuk minyak “terhidrogenasi parsial”. Saat menggunakan lemak tambahan untuk memasak atau memanggang, pilih minyak yang tinggi lemak tak jenuh tunggal (misalnya, minyak zaitun dan kacang tanah) atau lemak tak jenuh ganda (seperti minyak kedelai, jagung, dan bunga matahari).
-
Sajikan Berbagai Makanan Kaya Protein
Seimbangkan makanan dengan daging tanpa lemak, ikan, dan sumber protein nabati.
-
Batasi Kolesterol
Kolesterol dalam makanan, ditemukan dalam daging merah dan produk susu tinggi lemak, dapat meningkatkan kadar kolesterol darah, terutama pada orang yang berisiko tinggi.
Baca juga: Rutin Konsumsi Ikan Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung
-
Sajikan Karbohidrat yang Tepat
Sertakan makanan, seperti nasi merah, oatmeal, quinoa, dan ubi untuk menambah serat dan membantu mengontrol kadar gula darah. Hindari makanan manis.
-
Makan Secara Teratur
Ini membantu seseorang dengan penyakit jantung mengendalikan gula darah, membakar lemak lebih efisien, dan mengatur kadar kolesterol.
-
Kurangi Garam
Terlalu banyak garam tidak baik untuk tekanan darah. Sebaliknya, gunakan bumbu, rempah-rempah, atau bumbu untuk membumbui makanan.
-
Konsumsi Air yang Banyak
Tetap terhidrasi membuat kamu merasa energik dan makan lebih sedikit. Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai pola makanan yang sehat untuk pengidap jantung koroner, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.