Ayah Bunda, Sekolah Anak Tak Harus Mahal

Ayah Bunda, Sekolah Anak Tak Harus Mahal


Jakarta, CNN Indonesia

Doni Indrianto (44) masih meyakini bahwa memberikan pendidikan terbaik untuk anak tak harus menyekolahkan mereka di sekolah mahal.

Meski saat ini banyak sekolah swasta yang menawarkan kurikulum beragam, ia tetap memilih sekolah negeri sebagai tempat anaknya menimba ilmu.

“Tidak ada ilmu yang terbatas. Baik di sekolah negeri maupun sekolah swasta, kualitasnya sama-sama bagus. Anak tetap bisa berkembang dengan baik,” kata Doni saat berbincang dengan CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Doni adalah warga Kota Bekasi. Saat ini anak perempuannya sudah duduk di bangku kelas dua di salah satu sekolah dasar negeri (SDN) wilayah tersebut.

Doni menyadari, zaman dulu, anak yang bersekolah di sekolah negeri dianggap keren, pintar. Tapi kini zaman telah berubah, ada banyak sekolah swasta dengan kurikulum pembelajaran yang juga beragam sesuai kebutuhan.

Sebut saja yang belakangan ini populer, seperti Montessori, BCCT, Cambridge, Sekolah Islam Terpadu, dan masih banyak lagi.

Tak hanya kurikulum yang disebut punya banyak manfaat, sekolah-sekolah ini umumnya punya sarana prasarana belajar lebih lengkap dari sekolah negeri. Dan tentunya, biaya yang lebih mahal.

Dengan latar belakang, nilai-nilai, dan kebutuhan tiap keluarga yang berbeda-beda, tak heran orang tua sekarang punya preferensi berbeda soal sekolah anak.

Tak dimungkiri, kata Doni, kurikulum dan fasilitas di sekolah swasta memang sangat menggiurkan. Apalagi, banyak sekolah swasta yang juga menekankan pendidikan karakter seperti melatih kemandirian, mendorong hobi serta bakat anak, dan masih banyak lagi.

Psikolog pendidikan Bernadette Cindy Leo mengatakan, yang terpenting dari sekolah anak adalah kurikulumnya dapat mendukung perkembangan anak secara optimal, baik sekolah negeri maupun swasta.

“Tidak hanya dari kurikulumnya, kesiapan sistem sekolah dan guru itu sendiri juga diperlukan agar kurikulum yg sudah dirancang dapat terlaksana dengan baik,” kata Bernadette kepada CNNIndonesia.com.

“Pastinya setiap anak tetap bisa tumbuh dan berkembang optimal dimana pun sekolahnya, asalkan sekolah bisa memberikan stimulasi yang tepat,” imbuhnya.

Peran orang tua




Di manapun sekolah anak, peran orang tua jadi kunci perkembangan anak yang optimal. (iStock/imtmphoto)

Doni mengakui sekolah swasta menawarkan beragam pilihan soal kurikulum yang sesuai dengan karakter dan perkembangan anak. Hal ini berbeda dengan sekolah negeri yang lebih mengedepankan keunggulan anak di bidang akademis.

Namun, sebagai orang tua, ia memilih tidak ingin menyerahkan semua urusan anaknya sepenuhnya kepada sekolah.

“Memang sih lebih variatif [kurikulum], ke anak juga pikirannya bakal jadi lebih berkembang. Tapi seandainya anak hanya diserahkan ke sekolah, sepertinya tidak akan maksimal juga. Jadi untuk tambahannya adalah peran orang tua,” ujar Doni.

Doni menyadari bahwa ilmu tidak hanya sebatas pada pendidikan di sekolah. Ia meyakini kemampuan anak bisa berkembang juga di luar sekolah.

“Ini hanya tergantung pilihan, untuk perkembangan anak bisa dikembangkan di tempat les atau di rumah. Biasanya anak mencari kelebihannya sendiri melalui gadget juga bisa,” tambahnya.

Hal ini juga diamini oleh Bernadette yang mengatakan stimulasi optimal untuk anak memerlukan kolaborasi antara pihak sekolah dan orang tua di rumah.

“Perlu adanya kerja sama antara sekolah dan orang tua. Program atau stimulasinya harus selaras, berkesinambungan, dan terintegrasi,” imbuhnya.

Senada, praktisi psikologi anak, Aninda, mengatakan bahwa peran serta lingkungan terdekat adalah salah satu faktor penentu pertumbuhan karakter bagi anak.

Ia mengatakan meski ditawarkan beragam pembelajaran pengembangan karakter, peran orang tua dan lingkungan bahkan lebih besar dibanding stimulus dari sekolah.

“Ibaratnya kalau di sekolah diajarkan dengan pola A, tapi ternyata di rumah diajarkan dengan pola B, atau dia melihat di lingkungan rumahnya itu pola nya pola B, ya bisa jadi di pola A itu enggak bisa masuk ke diri si anak,” ungkapnya.

Meski dengan bayaran yang tinggi atau jaminan yang menggiurkan, kata dia, tentu orang tua tidak bisa abai dengan perkembangan anak.

Aninda mengatakan, orang tua tidak bisa serta merta berharap sepenuhnya pendidikan anak kepada sekolah meski dijanjikan beragam pembelajaran menarik.

“Jadi enggak bisa orang tua ngelepas kayak gitu aja ke sekolah. Terserah sekolah deh mau gimana ngajarinnya sekarang sekolah yang bertanggung jawab kan udah dibayar. Enggak bisa gitu,” ujar Aninda.

Kata dia, peran orang tua sangat besar di dalam mendidik dan melanjutkan perkembangan kognitif anak. Tidak melulu mengandalkan sekolah. Jenis sekolah tergantung pada setiap kemampuan orang tua, tentu finansial pun menjadi salah satu pertimbangan utama.

Karena itu, selama ada peran orang tua dalam mendidik anak jadi insan yang unggul, sekolah mahal atau murah sudah tak lagi jadi soal, bukan?

(pua/pua)

[Gambas:Video CNN]