Jangan Anggap Sepele Gatal di Area Vagina, Bisa Bikin Infeksi

Jangan Anggap Sepele Gatal di Area Vagina, Bisa Bikin Infeksi


Jakarta, CNN Indonesia

Wanita kerap abai dengan rasa gatal dan tidak nyaman di area vagina terutama selama menstruasi. Padahal, dokter menyebut ini tidak boleh disepelekan.

Artis Sharena Delon bercerita sejak kehamilan anak kedua, siklus menstruasinya mendadak kacau. Pengalaman menstruasi terasa lebih berat ketimbang dulu.

“Kadang pengaruh ke sensitivitas kulit, jadi gampang iritasi, [padahal] sebelumnya aman. Terus overflow [volume darah banyak] juga,” ujar Sharena dalam konferensi pers bersama Betadine dan Guardian di Foek Lam, Mal Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (28/5).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sharena pun mencoba lebih sering ganti pembalut, lalu pakai tampon. Perlahan dia menemukan membersihkan area genital menggunakan air dan sabun biasa ternyata tidak cukup.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Ardiansjah Dara Sjahruddin berkata kondisi pH normal vagina berada di angka 3,8-4,5 atau bisa dibilang asam.

Akan tetapi, pH bisa berubah selama menstruasi. Darah haid kadar pH di angka 7 atau basa. Paparan darah haid pada vagina membuat kondisi pH vagina berubah dan ini berpotensi menimbulkan masalah.

“Suasana vagina berubah akibat pakai pembalut terlalu lama, kemudian lembap, iritasi, timbul rasa gatal, gesekan lalu luka,” jelas Dara dalam kesempatan serupa.

Dia berkata penggunaan air dan sabun tak lagi cukup. Gatal-gatal sebenarnya sudah jadi ‘alarm’ bahwa ada potensi infeksi dan perlu ditangani dengan larutan antiseptik.

Kapan mesti pakai cairan antiseptik?

Rasa gatal selama menstruasi sebenarnya sudah jadi cara tubuh untuk menyampaikan bahwa ada yang tidak beres. Luka terbuka pada area kewanitaan bisa jadi pintu masuk kuman.

Dara menjelaskan saat kuman masuk, muncul rasa tidak nyaman dan diawali dengan gatal-gatal. Di momen ini, antiseptik diperlukan.

“Ini digunakan untuk pencegahan [infeksi] dan jangka pendek. Ini masalah gatal dari kulit kemaluan saja, mungkin juga setelah waxing atau masalah kebersihan kurang,” katanya.

Dara menambahkan pemilihan produk antiseptik untuk area vagina tidak boleh sembarangan. Umumnya antiseptik yang disarankan adalah yang mengandung povidone iodine yang memiliki spektrum luas.

Artinya, antiseptik mampu menjaga pH vagina dan tidak mengacaukan flora alaminya.

(els/pua)

[Gambas:Video CNN]