Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Dari ayam Buffalo hingga kimchi dan sambal terasi, makanan pedas hadir di banyak budaya kuliner di dunia. Meski sensasi pedasnya kadang bikin mata berair, banyak orang justru ketagihan.
Tapi, pernahkah kamu bertanya-tanya apa sebenarnya yang terjadi pada tubuh saat kita sering mengonsumsi makanan pedas?
Ternyata, di balik rasa menyengat itu, makanan pedas menyimpan sejumlah manfaat kesehatan yang mengejutkan. Namun tetap ada beberapa hal yang perlu diwaspadai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski banyak manfaat, makanan pedas tidak cocok untuk semua orang. Jika Anda memiliki masalah asam lambung atau GERD (gastroesophageal reflux disease), pedas bisa menjadi pemicu. Begitu pula bagi mereka dengan kondisi seperti gastritis.
Selain itu, penderita gangguan pencernaan seperti kolitis ulseratif, Crohn’s, atau irritable bowel syndrome (IBS) sebaiknya berhati-hati. Studi dalam Journal of Crohn’s and Colitis mencatat bahwa sebagian besar penderita IBD mengalami kekambuhan gejala setelah mengonsumsi makanan pedas.
Tapi bagi Anda yang tidak memiliki masalah pencernaan serius, makan pedas dalam jumlah wajar justru bisa jadi tambahan lezat, seru dan sehat dalam pola makan.
Kuncinya adalah mendengarkan tubuh Anda. Jika merasa nyaman, lanjutkan. Tapi jika mulai ada gejala tidak menyenangkan, kurangi intensitasnya.
Capsaicin bukan hanya menambah rasa, tapi juga memberi potensi perlindungan kesehatan. Jadi, tidak ada salahnya menjadikan sambal atau saus pedas sebagai bumbu andalan, asal tidak berlebihan.
Berikut beberapa manfaat kesehatan yang bisa didapat jika anda sering makan makanan pedas, melasnri Eating Well:
Salah satu manfaat yang menarik dari makanan pedas adalah potensinya dalam membantu menurunkan tekanan darah, terutama pada perempuan. Sebuah studi dari BMC Public Health tahun 2022 menemukan bahwa perempuan yang rutin makan makanan pedas memiliki risiko hipertensi yang lebih rendah dan tekanan sistolik yang lebih baik.
Namun, untuk laki-laki, hasilnya agak berbeda. Konsumsi cabai berlebihan justru bisa sedikit meningkatkan tekanan diastolik. Jadi, meski pedas bisa jadi sahabat jantung, efeknya bisa berbeda tergantung kondisi tubuh dan gaya hidup masing-masing.
2. Baik untuk jantung
Pedas bisa bikin berkeringat, tapi juga bisa bikin jantung senang. Review besar dalam Molecular Nutrition & Food Research pada 2022 menunjukkan bahwa konsumsi makanan pedas secara rutin berkaitan dengan penurunan risiko kematian akibat penyakit jantung dan stroke.
Hal ini mungkin terkait dengan kandungan capsaicin, zat aktif dalam cabai yang diduga membantu meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kolesterol jahat (LDL), meski studi lebih lanjut masih dibutuhkan untuk memastikan kaitannya secara langsung.
3. Membantu rasa kenyang lebih cepat
Makanan pedas juga bisa memengaruhi nafsu makan. Menurut ahli gizi Alice Figueroa, rasa pedas bisa membuat kita merasa lebih cepat puas saat makan. Hal ini bisa membantu mengontrol porsi makan dan membangun hubungan yang lebih sehat dengan makanan.
Sebuah meta-analisis dalam jurnal Angiology pada 2021 menemukan bahwa orang yang makan makanan pedas lebih dari sekali seminggu memiliki risiko kematian 12 persen lebih rendah dalam periode 10 tahun, dibandingkan mereka yang tidak. Namun hal ini masih memerlukan penelitian lanjutan.
(tis/tis)