Jakarta, CNN Indonesia —
Dewasa ini, tak ada lagi lagu “Libur Telah Tiba”. Lagu yang merayakan kegembiraan anak menyambut liburan itu kini berganti dengan lagu-lagu bertema dewasa yang cukup emosional.
Celakanya, lagu-lagu emosional itu wira-wiri di media sosial dan menjadi konsumsi anak-anak.
Berbagai lagu dengan lirik emosional yang mendalam dapat dengan mudah diakses oleh anak-anak. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak yang mungkin ditimbulkan terhadap perkembangan anak.
Psikolog anak dan keluarga di Unit Anak dan Remaja Sajiva RSK Jiwa Dharmawangsa Mira Amir mengatakan bahwa emosi adalah aspek pertama yang terpengaruh saat anak-anak mendengarkan lagu-lagu dewasa.
Lagu dewasa yang didengarkan dapat memengaruhi emosi anak, terutama anak yang memiliki kepribadian sensitif atau berasal dari keluarga yang tidak harmonis.
“Pada kondisi kepribadian, latar belakang keluarga, atau anak ini memang sensitif gitu, jadinya yang paling rentan [terpengaruh oleh lagu] gitu,” ujar Mira saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (20/5).
Kebiasaan-kebiasaan ini, lanjut Mira, bisa jadi membuat anak matang lebih cepat sebelum waktunya.
“Mereka patut diwaspadai. Mereka jadi matang sebelum waktunya,” tambah Mira.
Lirik-lirik yang mengandung tema dewasa seperti patah hati atau perselingkuhan bisa memperkenalkan konsep yang seharusnya belum bisa anak-anak pahami.
Hal ini, lanjut Mira, dapat membentuk persepsi yang belum matang dan mempercepat pemahaman anak terhadap beragam emosi dewasa yang belum saatnya dialami anak.
Misalnya, ketika anak terbiasa mendengarkan lagu patah hati, kata-kata yang biasa ada di dalam lagu secara tidak langsung merasuk kepada anak.
Ilustrasi. Lagu-lagu dewasa bikin anak-anak bisa matang sebelum waktunya. (istockphoto/track5)
|
Hal senada juga diungkapkan oleh praktisi psikologi anak Aninda. Ia mengatakan, lagu-lagu dewasa bisa memicu pertanyaan dan kebingungan pada anak.
“Misalnya lagu tentang ketakutan menjadi dewasa bisa membuat anak bertanya-tanya, kenapa sih kita takut untuk menjadi orang dewasa. Padahal mungkin di kacamata anak dia pengin banget cepat gede gitu, kan,” ungkap Aninda pada CNNIndonesia.com.
Ini menunjukkan bahwa lirik lagu bisa mengubah persepsi anak terhadap kehidupan dan peran mereka di masa depan.
Pencegahan anak dari lagu dewasa
Baik Mira ataupun Aninda, keduanya sepakat bahwa pencegahan adalah langkah terbaik untuk menghindari dampak negatif lagu dewasa pada anak-anak. Dalam hal ini, peran orang tua menjadi sangat krusial dalam menyaring konten yang dikonsumsi anak.
Mira menekankan pentingnya mengurangi screen time dan memastikan interaksi yang sehat antara orang tua dan anak tanpa melibatkan gadget secara berlebihan. Bagaimana pun, paparan lagu dewasa terbesar saat ini adalah lewat media sosial.
“Jadi kalau dari saya tolong diantisipasi agar anak-anak enggak terlalu cepat terekspos dengan screen time itu gitu,” kata Mira.
Jika anak sudah terbiasa mendengarkan lagu dewasa dan menunjukkan perubahan perilaku atau sikap, Aninda menyarankan agar orang tua segera berkonsultasi dengan profesional.
“Mungkin bisa untuk ketemu dengan profesional atau psikolog gitu ya yang bisa melihat apakah benar ini ada implikasi dari lagu-lagu tersebut atau enggak,” tutup Aninda.
(sya/asr)
[Gambas:Video CNN]