Bahaya yang Mengintai di Balik Vampire Facial

Bahaya yang Mengintai di Balik Vampire Facial


Jakarta, CNN Indonesia

Tiga wanita di New Mexico, Amerika Serikat (AS) terinfeksi HIV setelah melakukan vampire facial di sebuah spa kecantikan tak berizin.

Namun, tak cuma HIV yang perlu diwaspadai. Ada sederet risiko infeksi lain yang bisa terjadi akibat vampire facial.

Sebuah laporan yang diterbitkan CDC pada Jumat (26/4) menyebut, banyak orang terinfeksi HIV usai menjalani prosedur di spa kecantikan di New Mexico.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang wanita yang ‘tidak memiliki faktor risiko HIV yang diketahui’ didiagnosis mengidap HIV pada 2018 setelah terpapar jarum suntik dari perawatan wajah microneedling plasma kaya trombosit.

Spa yang ditutup pada musim gugur 2018 ini tidak mengantongi izin melakukan prosedur.

Apa itu vampire facial?

Vampire facial sempat populer berkat selebriti Kim Kardashian. Ia sempat mengunggah foto wajah berwarna kemerahan di akun Instagramnya.

Vampire facial merupakan prosedur perawatan wajah yang menggabungkan microneedling dan PRP atau platelet rich plasma.Terlebih dahulu darah diambil, lalu dipisahkan PRP dari sel darah merah.

“Dari sana, PRP tersebut kemudian disuntikkan kembali ke wajah klien dengan microneedles,” kata dokter kulit Adarsh Vijay Mudgil, seperti dilaporkan Glamour.

Vampire facial bermanfaat untuk meratakan warna dan tekstur kulit, mengobati bekas luka ringan, dan mengatasi ketidakteraturan pigmen.

Alat medis dipakai ulang




Ilustrasi. Tak cuma HIV yang perlu diwaspadai dari perawatan vampire facial.  (Istockphoto/ Bluecinema)

Bahaya vampire facial sebenarnya terletak pada bagaimana treatment itu dilakukan. Jika dilakukan sembarangan, facial itu bisa berujung infeksi.

Laporan yang dirilis CDC menyebutkan ada ‘beberapa praktik pengendalian infeksi yang tidak aman’. Di tempat yang bersangkutan, alat suntik medis seperti botoks disimpan di kulkas bersamaan dengan makanan.

Ada juga rak dengan tabung berisi darah yang tak berlabel ditaruh di bawah dapur. CDC meyakini, peralatan medis yang seharusnya digunakan untuk sekali pakai, digunakan kembali dengan cara direndam dengan alkohol terlebih dahulu.

Investigasi pada 2023 mengidentifikasi empat mantan klien dan salah satu pasangan seksual klien semua positif HIV.

Selain HIV, dua penyakit ain yang bisa ditularkan melalui penggunaan jarum yang tidak bersih di antaranya adalah hepatitis B dan hepatitis C.

Di Meksiko, pemerintah sudah menyetop prosedur vampire facial. Pelanggan treatment diminta untuk tes HIV, hepatitis B, dan hepatitis C.

Ancaman penyakit infeksi ini begitu besar sebab prosedur melibatkan proses transfusi darah dan penggunaan jarum suntik yang disinyalir tidak aman.

(els/asr)

[Gambas:Video CNN]