Jakarta, CNN Indonesia —
Di usianya yang masih belia, Rahma harus menahan sakit yang dideritanya. Anak perempuan berusia 12 tahun asal Kampung Cipadali, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Sukabumi itu divonis dokter mengalami penyakit langka Osteogenesis imperfecta atau yang dikenal sebagai penyakit tulang kaca.
Penyakit tersebut membuat tulang Rahma sangat rentan patah bahkan tanpa sebab yang jelas. Setiap kali tulang Rahma patah, ia harus menghadapi proses penyembuhan yang melelahkan.
Rahma mengaku tidak bisa menghitung berapa kali tulangnya mengalami patah atau fraktur. Bahkan, patahnya tulang tidak selalu disebabkan oleh benturan benda. Rahma sering kali mengalami patah tulang tiba-tiba tanpa gejala atau sebab yang dapat diprediksi.
Sebenarnya tulang-tulangnya tersambung kembali secara alami tetapi bentuknya tidak lagi sempurna. Siku, lengan, pergelangan tangan, bahkan tulang belakang Rahma mengalami deformasi yang membuatnya sulit menjalani kehidupan seperti anak-anak lainnya.
Setiap hari ia harus menghadapi kenyataan yang menyakitkan, tetapi semangat belajarnya tidak pernah padam. Meskipun terkadang harus menggunakan kursi roda, Rahma tidak pernah menyerah untuk mencapai mimpinya menjadi dokter yang dapat membantu banyak orang.
“Mau nolongin orang yang sakit, kan pas kemarin di sana teh ada yang sakitnya parah, terus nggak ke rumah sakit soalnya nggak ada biaya,” ucap Rahma kepada tim berbuatbaik.id.
Namun, kisah ini tidak berhenti pada Rahma saja. Adiknya, Rizza, juga mengidap penyakit yang sama sejak dalam kandungan. Rizza yang kini baru berusia satu tahun mengalami kelainan tulang dan terkadang membuatnya tidak bisa digendong sama sekali ketika mangalami fraktur.
Kondisi yang dialami kedua anak tersebut membuat sang ibu, Ai Sri Ivana harus merawat mereka dengan ekstra.
“Sejujurnya, sangat susah rumit sekali buat penanganannya, apalagi pas fraktur kemarin poop pakai sendok, pakein pampers juga susah, ini sampai melepuh punggungnya sama pahanya. Terkadang, kita tidak tahu lagi harus berbuat apa,” ujar Ibu Ai dengan suara gemetar.
Sementara itu, ayah mereka, Dede, menjadi tulang punggung keluarga. Meskipun upah dari pekerjaannya sebagai guru honorer tidak selalu cukup, Dede tak pernah berhenti bekerja keras.
Selain mengajar, ia juga bekerja di kebun untuk memberi pakan sapi. Dede tetap gigih dan tegar demi menghidupi keluarga serta pengobatan anak-anaknya.
Sahabat baik, Rahma dan Rizza sangat membutuhkan bantuan untuk pengobatan dan perawatan. Setiap bantuan Anda akan membantu meringankan beban keluarga ini dan memberikan harapan baru untuk kesembuhan kedua anak ini.
Anda bisa menyalurkan Donasi melalui berbuatbaik.id sekarang juga di sini. Semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke keluarga Rahma 100% tanpa ada potongan.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!
(fef)
[Gambas:Video CNN]