Halodoc, Jakarta – Dikenal sebagai silent killer, hipertensi menjadi salah satu gangguan kesehatan yang perlu diwaspadai. Pasalnya, gangguan ini tidak menimbulkan gejala pada pengidapnya, tetapi bisa mengakibatkan kerusakan pada jantung, ginjal, pembuluh darah, mata, hingga otak secara permanen dan berkelanjutan. Sayangnya, sebagian besar kasus hipertensi tidak diketahui penyebabnya.
Meski begitu, para ahli beranggapan pada kondisi ini terjadi karena pola hidup dan pola makan yang tidak sehat. Namun, belum ada obat yang mampu mengatasi hipertensi. Pengobatan hanya bertujuan untuk menurunkan tekanan darah, hingga batas normal. Dengan demikian, komplikasi pun bisa dicegah.
Kaitan Hipertensi dengan Penyakit Jantung Koroner
Lalu, apa kaitan antara hipertensi dengan penyakit jantung koroner? Sederhana saja, hipertensi yang tidak terkendali bisa berujung pada penyakit jantung, termasuk penyakit jantung koroner, pembesaran pada organ jantung, hingga kondisi gagal jantung. Inilah mengapa hipertensi dianggap sebagai salah satu faktor risiko penting terkait masalah kesehatan jantung.
Baca juga: Memiliki Tekanan Darah Tinggi Bisa Sebabkan Efusi Pleura
Bukan tanpa alasan, tingginya tekanan darah akan mengakibatkan pembuluh darah yang memberi asupan darah ke jantung atau pembuluh darah koroner mengalami aterosklerosis, yaitu kondisi ketika terjadi penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah, sehingga menimbulkan pembentukan plak.
Nantinya, plak akan membuat pembuluh darah koroner menyempit, bahkan bisa saja terjadi penyumbatan secara mendadak. Kondisi ini akan mengakibatkan aliran darah terhambat, sehingga asupan oksigen yang menuju jantung akan mengalami penurunan. Asupan darah yang tidak mencukupi kebutuhan jantung ini akan membuat kamu mengalami nyeri pada dada, sesak napas, irama jantung tidak teratur, pingsan, hingga kematian mendadak.
Baca juga: Hipertensi saat Hamil Bisa Sebabkan 6 Komplikasi Ini
Tidak hanya mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah koroner, tekanan yang berlebihan pada pembuluh darah akan membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah, agar bisa memenuhi kebutuhan berbagai organ penting lainnya pada tubuh. Kondisi ini akan memicu terjadinya penebalan pada otot jantung juga hilangnya elastisitas.
Berbeda dengan otot yang berada pada lengan atau perut yang bisa menjadi lebih kuat, penebalan pada otot jantung ini justru akan menyebabkan penurunan fungsi, baik fungsi jantung untuk memompa maupun relaksasi guna menampung darah. Akhirnya, kamu bisa mengalami sesak napas, pembengkakan pada organ hati dan tungkai, mudah lelah, gangguan pada irama jantung, hingga kematian yang terjadi secara tiba-tiba.
Ini artinya, kamu perlu rutin melakukan pengecekan darah, sehingga penanganan bisa segera dilakukan jika kamu terindikasi mengalami hipertensi. Kamu bisa melakukan tanya jawab dengan dokter seputar tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner melalui aplikasi Halodoc.
Baca juga: Pengidap Hipertensi Rentan Terkena Perdarahan Subkonjungtiva
Pengobatan Hipertensi
Perubahan gaya hidup bisa membantu mengendalikan tekanan darah. Kamu bisa memulainya dengan rutin berolahraga, konsumsi makanan bernutrisi, menghindari konsumsi makanan siap saji dan makanan berlemak berlebihan, menghindari merokok dan mengonsumsi alkohol, hingga menurunkan berat badan jika kamu berpotensi mengalami obesitas. Meski begitu, terkadang hal ini saja tidak cukup, sehingga dokter bisa membantu meresepkan obat untuk mengontrol tekanan darah.
Jangan lupa, kelola stres sebaik mungkin, karena stres menjadi penyebab sebagian besar penyakit. Kamu bisa melakukan aktivitas yang menyenangkan, mendengarkan musik, melakukan hobi, memasak, membaca buku, hingga relaksasi untuk mengurangi stres.