Kreasi Menswear Level Couture dari Kim Jones untuk Christian Dior


Jakarta, CNN Indonesia

Kim Jones sekali lagi membuktikan keahliannya dengan koleksi pakaian pria Christian Dior Summer 2025, sebuah koleksi yang merayakan craftsmanship yang rumit dan pengrajin terampil di balik rumah mode ikonik ini.

Disajikan dalam suasana yang playful dan artistik, koleksi ini merupakan karya monumental, tidak hanya dari segi teknik, namun juga filosofi.

“Dalam koleksi ini, saya ingin berkonsentrasi pada elemen kerajinan, keterampilan para atelier dan perajin yang bekerja untuk rumah mode ini: mereka adalah sumber kehidupan Dior,” kata Kim Jones melalui shownotes yang diterima CNNIndonesia.com.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu kolaborasi paling menonjol musim ini adalah dengan seniman keramik Afrika Selatan Hylton Nel. Hylton menciptakan patung-patung kucing raksasa dalam berbagai pose untuk menjadi instalasi dalam show kali ini.

Pengaruh Hylton juga terlihat jelas di seluruh koleksinya, menambahkan kekayaan budaya dan elemen artisanal. Kemitraan ini lebih dari sekedar pilihan estetika.

“Koleksi ini merupakan perayaan karya dan ekspresi tentang siapa dan apa yang mereka capai melalui karya mereka, serta warisan dan kesinambungan yang tak lekang waktu,” lanjutnya.

Koleksinya menampilkan serangkaian tekstur dan detail rumit. Mantel wol berwarna coklat yang dihiasi manik-manik menarik perhatian, sementara jaket yang tampak seperti rajutan berwarna biru dan putih sebenarnya terbuat dari manik-manik – dengan waktu produksi selama 1.900 jam.

Ciri khas Jones dalam hal kemewahan dan fungsionalitas terlihat jelas dalam perpaduan pakaian kerja pria dengan keanggunan haute couture.

Ia bahkan terinspirasi dari sketsa tahun 1958 karya Yves Saint Laurent, yang memimpin rumah Dior setelah meninggalnya Monsieur Dior.

Siluet-siluet yang soft, bahu lengkung, dan kepraktisan pakaian kerja menjadi motif utama di seluruh koleksinya. Kerah berbentuk syal, yang berasal dari karya Saint Laurent lainnya, “Negatif” dari Musim Gugur-Musim Dingin 1960, dirancang ulang dengan bahan keramik, dibuat melalui proses artisanal orisinal yang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menyempurnakannya.

Meski beberapa tampilan terlihat matang, tetap ada aura child-like yang memikat. Tuksedo dan celana berkaki lebar dipadukan dengan gambar dan motif playful, menciptakan estetika yang segar dan unik.

Karya Hylton Nel bertajuk Sigils juga menginspirasi taburan emboridery pada pakaian dan tas, menambahkan lapisan ekstra detail dan cerita.

Salah satu karya yang paling menonjol adalah bros high jewellery, yang dibuat khusus untuk Dior Men oleh Victoire de Castellane, desainer Dior untuk lini perhiasan, yang menampilkan Aquamarine sebesar 38 karat (Harganya? 470.000 Euro).

Tas Saddle yang ikonik, yang telah ada di kamus Dior selama 25 tahun, didesain ulang dalam berbagai bahan, dibuat dari berbagai macam kulit dan tekstur serta payet.

Topi yang dirancang oleh Stephen Jones yang bekerja sama dengan Earth Age, sebuah perusahaan Afrika Selatan yang berbasis di Cape Town, merupakan bukti lain komitmen koleksi terhadap craft.

Pengrajin lokal ditugaskan untuk merenda setiap cloche dengan tangan, dengan manik-manik keramik yang diaplikasikan di Paris, menampilkan perpaduan harmonis dari berbagai studio yang terlibat dalam proses produksinya.

Koleksi ini memadukan keahlian tradisional dengan inovasi modern, dan dengan proses konstruksi garmen yang sedemikian kompleks, menjadikannya karya menswear selevel couture.

(pua/pua)

[Gambas:Video CNN]