Jakarta, CNN Indonesia —
Penggunaan kulit hewan dalam industri fesyen sebenarnya bukan lagi barang aneh. Buaya dan ular adalah dua jenis hewan yang paling sering dimanfaatkan.
Lantas, bagaimana dengan kulit babi?
Baru-baru ini, seorang netizen di X mengeluhkan sneakers yang baru dibelinya berbahan dasar kulit babi. Unggahan itu pun menuai banyak respons.
Namun, hingga kini tak banyak orang yang tahu bahwa kulit babi kerap digunakan sebagai pembuatan produk fesyen, utamanya sepatu.
Kulit babi berperan signifikan dalam industri fesyen. Merangkum berbagai sumber, babi merupakan hewan yang dapat dimanfaatkan hampir seluruh bagian tubuhnya, termasuk kulit.
Kulit babi digunakan untuk membuat berbagai produk fesyen seperti dompet, tas, jaket, dan sepatu.
Karakteristik kulit babi yang paling menonjol adalah kekuatannya yang menjanjikan dan menjamin produk-produk fesyen jadi tahan lama.
Kulit babi juga memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap abrasi, dingin, dan risiko terkelupas karena proses penuaan produk.
Kulit babi dapat dibedakan dengan mudah dari jenis kulit lainnya karena memiliki lubang-lubang kecil yang sangat rapat, memberikan tampilan yang bagus secara visual.
Dalam pembuatan alas kaki, kulit babi sering digunakan sebagai pelapis bagian dalam sepatu.Pasalnya, kulit babi dianggap memiliki daya adaptasi yang baik, memberikan kenyamanan, dan tahan lama saat bersentuhan dengan kaki.
Di pasaran, ada berbagai jenis kulit babi yang digunakan seperti split pigskin yang ideal untuk alas kaki, tas, pakaian, dan ortopedi, serta full grain pigskin yang cocok untuk melapisi sepatu dan tas.
Ilustrasi. Kulit babi kerap digunakan dalam produk fesyen seperti sepatu. (greyerbaby/morgueFile)
|
Selain kulit babi, ada pula kulit sapi yang sering digunakan karena ketahanannya. Ada juga kulit domba yang lebih tipis dan ringan namun kurang tahan lama dibandingkan kulit babi.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan kekejaman terhadap hewan, banyak konsumen mulai beralih ke produk yang tidak mengandung kulit hewan.
Kulit sintetis dan bahan-bahan buatan manusia lainnya kini menjadi pilihan yang baik, ramah lingkungan, tahan lama, dan lebih murah dibandingkan kulit hewan.
Produk-produk ini tidak hanya mengurangi penderitaan hewan, tetapi juga menawarkan kualitas dan estetika yang tidak kalah dengan produk berbahan dasar kulit hewan.
Dalam beberapa tahun terakhir, isu soal penggunaan kulit hewan dalam industri fesyen tengah ramai disemarakkan. Banyak desainer dan rumah mode besar yang mengadopsi bahan-bahan sintetis lain untuk menyetop kekejaman terhadap hewan.
(sya/asr/bac)
[Gambas:Video CNN]