Mengenal Serangan Jantung dan Penyakit Jantung Koroner: Perbedaan dan Gejalanya
Jantung adalah organ vital yang berperan penting dalam menyuplai darah ke seluruh tubuh. Namun, sering kali kita tidak menyadari bahwa penyakit jantung dapat datang tiba-tiba dengan serangan jantung atau berkembang secara perlahan dengan penyakit jantung koroner. Mari kita mengenal lebih jauh tentang perbedaan antara kedua kondisi ini beserta gejalanya.
Serangan jantung, atau yang juga dikenal sebagai infark miokard, terjadi ketika aliran darah ke jantung terhenti tiba-tiba. Ini umumnya disebabkan oleh penyumbatan pada salah satu arteri koroner yang menyuplai darah ke otot jantung. Ketika aliran darah terhenti, bagian otot jantung yang terkena akan kekurangan oksigen sehingga menyebabkan kerusakan permanen atau bahkan kematian jaringan jantung.
Penyakit jantung koroner, di sisi lain, adalah kondisi kronis yang terjadi ketika arteri koroner mengalami penyempitan akibat penumpukan plak kolesterol. Plak ini dapat menghambat aliran darah yang mengakibatkan kekurangan oksigen dan nutrisi bagi otot jantung. Jika tidak diobati, penyakit jantung koroner dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Perbedaan utama antara serangan jantung dan penyakit jantung koroner adalah pada pola timbulnya gejalanya. Serangan jantung biasanya terjadi secara mendadak dan intens, dengan gejala seperti nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, atau punggung. Selain itu, serangan jantung juga dapat disertai dengan sesak napas, mual, muntah, pusing, dan kelelahan yang berlebihan.
Sementara itu, penyakit jantung koroner cenderung berkembang secara perlahan dan gejalanya mungkin tidak sejelas serangan jantung. Gejala yang umum terjadi pada penyakit jantung koroner adalah nyeri dada atau ketidaknyamanan yang terjadi saat aktivitas fisik atau stres. Gejala ini biasanya hilang setelah istirahat atau penggunaan obat nitrat.
Dr. Amin, seorang ahli kardiologi, menjelaskan bahwa “Penting untuk memahami perbedaan antara serangan jantung dan penyakit jantung koroner. Serangan jantung terjadi secara mendadak dan membutuhkan penanganan medis segera, sementara penyakit jantung koroner membutuhkan penanganan jangka panjang untuk mengendalikan risiko serangan jantung di masa depan.”
Namun, penting untuk diingat bahwa gejala serangan jantung atau penyakit jantung koroner dapat bervariasi pada setiap individu. Beberapa orang mungkin mengalami gejala yang jelas dan parah, sementara yang lain hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tanpa gejala sama sekali. Karenanya, jika Anda memiliki faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, diabetes, merokok, atau riwayat keluarga dengan penyakit jantung, sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Dalam menghadapi penyakit jantung, pencegahan adalah langkah terbaik yang dapat kita lakukan. Menjaga gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, tidak merokok, dan mengelola stres dapat membantu mengurangi risiko serangan jantung dan penyakit jantung koroner.
Dalam kesimpulan, meskipun serangan jantung dan penyakit jantung koroner memiliki perbedaan dalam pola timbulnya gejala, keduanya harus dianggap serius dan memerlukan perhatian medis. Mengenali gejala dan faktor risiko yang terkait adalah langkah awal dalam menjaga kesehatan jantung kita. Jadi, mari kita saling mengingatkan dan menjaga pola hidup sehat demi kesehatan jantung yang optimal.
Referensi:
1. American Heart Association. (2019). Heart Attack Symptoms in Women. Diperoleh dari https://www.heart.org/en/health-topics/heart-attack/warning-signs-of-a-heart-attack/heart-attack-symptoms-in-women
2. Mayo Clinic. (2020). Coronary Artery Disease. Diperoleh dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coronary-artery-disease/symptoms-causes/syc-20350613
3. WebMD. (2021). Heart Attack vs. Cardiac Arrest. Diperoleh dari https://www.webmd.com/heart-disease/heart-failure/heart-attack-vs-cardiac-arrest#1