Jakarta, CNN Indonesia —
Desainer Yuima Nakazato memamerkan koleksi couture Fall/Winter 2024/25 bertajuk “Unveil” di Palais de Tokyo, Paris, Perancis pada akhir Juni lalu. Koleksi ini memperkuat reputasi Nakazato sebagai desainer avant-garde.
Mood dari koleksi ini bahkan telah terasa sebelum show dimulai. Sejumlah penari hadir di tengah set bermandikan cahaya berwarna merah, mengenakan jubah yang berhias logam saling berdenting layaknya lonceng.
Koleksi “Unveil” adalah sebuah perjalanan mendalam. Dimulai dari mantel hitam yang membalut semua tubuh model, lalu dilepas. Voila! Tubuh-tubuh yang terjerat dalam jaring berwarna merah darah langsung mencuri perhatian.
Sepintas, gambaran ini mengingatkan pada operasi bedah, yang menunjukkan dekonstruksi tubuh untuk mengungkap anatomi yang lebih dalam.
“Semua manusia memiliki warna merah di dalam tubuhnya,” jelas Nakazato kepada CNNIndonesia.com.
Tema ini selanjutnya diwujudkan dalam jas hitam tailored dengan gaun putih yang dihiasi benang merah. Seolah meniru pembuluh darah, merangkum esensi kehidupan.
Tak kenal gender, pria maupun wanita mengenai desain yang rumit itu, mengaburkan garis gender tradisional.
Salah satu model pria mengenakan celana panjang hitam dengan atasan lipit menyerupai burung gagak bersayap hitam. Sementara model lainnya memperlihatkan mantel panjang hitam mencolok yang bertransisi menjadi gaun renda halter dengan warna merah darah cerah.
Look terakhirnya adalah transformasi yang luar biasa: mantel hitam yang jika dilepas akan menjadi bagian bawah gaun merah panjang tanpa lengan. Tampilan ini melambangkan evolusi dan metamorfosis.
Di belakang panggung, Nakazato mengkonfirmasi analogi bedah dari koleksinya. Ia menggambarkannya sebagai upaya untuk ‘menguliti tubuh’ dan mengungkap apa yang ada di baliknya.
Koleksi “Unveil” karya desainer Jepang Yuima Nakazato. (CNN Indonesia/ Fandi Stuerz)
|
Tak cuma itu, aspek spiritual dan teatrikal juga hadir dengan jelas dalam pertunjukan koleksi ini. Tali merah diwujudkan sebagai arteri yang ditenun melalui desainnya. Dicapai melalui perpaduan fringe, benang, rajutan, renda, pipa organza, hingga cat tangan.
Kolaborasi dengan pembuat perhiasan Mikimoto menghadirkan aksesori mutiara hitam yang rumit ke dalam koleksi ini. Elemen keramik buatan tangan Nakazato, yang mewakili pakaian perang, memainkan peran penting.
Penari di runway yang diposisikan di cermin melingkar mengenakan kostum bersulam ratusan liontin keramik. Liontin-liontin ini berdenting selama koreografi oleh Sidi Larbi Cherkaoui, menciptakan suara primitif yang kontras dengan musik klasik sebagai latar belakang.
“Unveil” karya Yuima Nakazato adalah komentar yang kuat tentang kondisi manusia. Ia menggunakan mode sebagai media untuk mengeksplorasi dan mengungkap lapisan di balik eksterior kita.
Penggunaan material yang inovatif dan kolaborasinya dengan seniman lintas disiplin ilmu terus mendorong batas-batas couture. Dengan begitu, karyanya ibarat perpaduan mendalam antara seni, tradisi, dan desain, yang kesemuanya menghadirkan makna yang kokoh.
(asr/asr)