Jakarta, CNN Indonesia —
Dokter memperingatkan bahwa mutasi virus corona penyebab Covid-19 masih berbahaya meski gejalanya cenderung ringan. Bahaya tetap mengintai kelompok dengan komorbid, lansia, dan balita.
Virus penyebab Covid-19 masih ada dan terus bermutasi. Meski demikian, paparannya tampak cenderung semakin ringan dan tidak separah varian-varian sebelumnya seperti Delta. Bahkan, kini gejala yang ditimbulkan tak jauh berbeda dengan flu biasa.
Namun demikian, dokter spesialis paru Erlang Samoedro mengingatkan, mutasi SARS-CoV-2 tetap berbahaya, utamanya bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
“[Mutasi virus] tetap berbahaya bagi orang yang mempunyai komorbid karena komorbidnya bisa tidak terkontrol,” kata Erlang via pesan singkat pada CNNIndonesia.com, Jumat (8/12).
Selain mereka yang memiliki komorbid, mutasi virus juga tetap berbahaya bagi kelompok lansia dan balita karena sistem kekebalan tubuhnya yang cenderung lemah.
Paparan virus dan infeksi, lanjut Erlang, membuat mereka rentan mengalami komplikasi. Oleh karenanya, kelompok-kelompok di atas disarankan untuk tetap waspada.
“[Agar efek paparan virus tidak berat perlu] vaksinasi dan kontrol komorbid serta [penuhi] gizi yang cukup,” imbuhnya.
Tren kasus Covid-19 di Indonesia sendiri tengah mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Tercatat, ada peningkatan kasus sebesar 58,9 persen pada November ini.
Kenaikan kasus diduga terjadi akibat subvarian Omicron EG.5 dan EG.2 yang biasa disebut Eris. Di berbagai belahan dunia, varian Omicron masih mendominasi sebagai varian penyebab kasus Covid-19.
Meski baru populer belakangan, Eris sudah terpantau sejak Mei 2023.
Eris mampu menyebar dengan cepat. Namun gejalanya tidak separah varian lain. Berikut beberapa gejala yang dilaporkan:
– demam,
– kelelahan,
– batuk,
– sakit kepala,
– pilek.
Di tengah kembali melonjaknya kasus Covid-19, masyarakat diimbau untuk memperlengkap vaksinasi. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan bahwa program vaksinasi Covid-19 gratis masih tersedia hingga 31 Desember 2023.
Vaksinasi, kata dia, tetap dibutuhkan meski sudah memasuki masa endemi. Vaksinasi akan mencegah gejala berat dan rawat inap di rumah sakit.
(els/asr)
[Gambas:Video CNN]