Jakarta, CNN Indonesia —
Pada manusia, jantung menjadi organ yang berperan penting untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Pada bayi dan anak-anak, kondisi jantung yang sehat diperlukan demi mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan.
Namun terkadang, ada bayi dan anak-anak yang mengalami masalah pada jantung. Situasi ini tentu harus ditangani dengan cepat dan tepat, antara lain melalui operasi bedah jantung yang bertujuan memperbaiki atau mengganti bagian jantung yang tak berfungsi sebagaimana mestinya.
dr. Ismail Dilawar, SpBKTV Subsp. JD (K) dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan menyebutkan, prosedur bedah itu biasanya dilakukan menggunakan teknik minimal invasif yang menyederhanakan prosedur bedah, antara lain lewat penggunaan alat.
“Operasi bypass, itu tujuan utama. Tapi kita buat lebih simpel, lebih minimalis, jadi yang tidak perlu dikerjakan, tidak dikerjakan,” kata dr. Ismail
Teknik minimal invasive surgery juga memperkecil risiko terhadap pasien, termasuk memperkecil bekas luka di tubuh, dan mengurangi rasa tak nyaman usai menjalani operasi.
Pada bedah konvensional, dr. Ismail menjelaskan, dilakukan pemotongan tulang dada. Selain berpengaruh pada tampilan kulit, pasien biasanya juga takut membayangkannya. Bedah dengan teknik minimal invasive akan mengambil lokasi di celah iga dengan luka berukuran 3 sampai 5 cm menggunakan alat endospopik surgery.
“Konvensional surgery masih menggunakan banyak alat, bahan yang kadang-kadang juga dapat menimbulkan bahaya bagi tubuh pasien. Dengan menghilangkan alat-alat tersebut, resikonya akan semakin kecil sekali,” katanya.
dr. Ismail menyampaikan, teknik minimal invasive pada operasi bedah jantung pada anak juga dapat menjaga peluang anak untuk bertumbuh kembang tetap optimal. Tulang dada anak yang dipotong diketahui dapat menimbulkan masalah akibat gangguan perkembangan di kemudian hari.
“Karena mereka masih masa perkembangan. Dan ketika kita melakukan operasi dengan memotong tulang dada, sebenarnya kita mengganggu proses tersebut,” ujarnya.
Adapun prosedur bedah jantung pada anak sangat bergantung pada penyakit yang dialami, misalnya terlahir biru akibat percampuran darah bersih dan kotor saat dalam kandungan.
Menurut dr. Ismail, kebanyakan bedah jantung pada anak dilakukan untuk mengatasi sakit jantung kongenital, yakni sakit karena kelainan pada struktur dan fungsi jantung sejak lahir, seperti kebocoran dinding jantung, kelainan katup jantung atau kelainan pembuluh darah.
Dirinya menegaskan, anak-anak itu punya harapan hidup yang panjang. Sehingga, harus diupayakan tindakan untuk memaksimalkan kesehatan anak.
“Oleh sebab itu kita operasi mereka, supaya jantungnya bisa tumbuh sehat. Anak itu tumbuh dewasa, dan usianya juga bisa bertambah panjang,” kata dr. Ismail.
Mayapada Hospital menyediakan Cardiovascular Center sebagai pusat layanan terpadu khusus yang menangani penyakit jantung. Layanan terpadu itu mencakup dokter spesialis dan subspesialis yang ahli, dilengkapi peralatan canggih dengan teknologi terkini.
Adapun penanganan berbagai penyakit jantung yang dilakukan secara komprehensif, termasuk skrining, diagnosis, operasi jantung sampai dengan rehabilitasi jantung, hingga penyediaan layanan kegawatdaruratan jantung yang selalu siaga 24 jam.
(rea/rir)
[Gambas:Video CNN]