Saran Psikiater saat Menghadapi Orang dengan Suicidal Thought

Saran Psikiater saat Menghadapi Orang dengan Suicidal Thought


Jakarta, CNN Indonesia

Tak perlu panik saat ada teman atau orang terdekat mengaku punya pikiran untuk bunuh diri (suicidal thought). Ahli berikan saran cara dan respons terbaik yang bisa diberikan.

Suicidal thought artinya perasaan, pikiran, dan keinginan untuk bunuh diri. Saat seseorang memiliki ide untuk mengakhiri hidup, berarti ia merasa bahwa itu satu-satunya cara untuk mengatasi masalah.

Jika Anda mendengar teman, sahabat atau orang terdekat mengungkapkan ide untuk bunuh diri, tentu ada rasa takut, panik, dan bingung memberikan respons.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RSJ Marzoeki Mahdi Nova Riyanti Yusuf mengingatkan untuk tidak panik.

“Enggak tepat ini dianggap sebagai attention seeking. Anggap ini possibility tapi tidak menimbulkan kepanikan,” kata dokter yang akrab disapa Noriyu ini dalam webinar bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Senin (11/12).

Sebagai seorang yang mendengar ceritanya, tentu Anda ingin meyakinkan dia bahwa hidupnya berharga. Noriyu berkata respons yang diberikan saat ada orang dengan suicidal thought perlu adekuat.

Anda, lanjut dia, perlu menunjukkan bahwa ‘I am here for you’, ‘Saya ada buat kamu’, tanpa menghakimi dan tidak perlu jadi psikiater dadakan.

Just be there. Nonton bareng, enggak ngomong, enggak apa-apa. Yang penting enggak kita lepasin dia,” imbuhnya.

Noriyu menjelaskan penyebab atau faktor risiko seseorang memiliki suicidal thought antara lain, kehilangan harapan (hopeless), merasa jadi beban (burdensomeness), merasa mudah tergantikan atau dibuang (belongingness), dan kesepian (loneliness).

Saat orang ini merasa hilang harapan, berarti yang perlu dilakukan adalah menunjukkan bahwa dia berharga. Menurut Noriyu, saat orang merasa berharga, harapan bisa timbul.

Orang merasa dirinya beban buat hidup orang lain, padahal kadang itu perspektif dia saja dan belum tentu seperti itu.

“Respons kita yang adekuat dan jangan toxic positivity. [Jangan kita bilang] orang lain hidupnya lebih susah tapi enggak ada yang mikir bunuh diri. Jangan seperti itu,” katanya.

“Enggak harus jadi expert untuk menunjukkan kita bisa berempati. Kita menempatkan diri di posisi orang lain. Kita ingat kita ada kalanya susah, sedih, kita pengen orang lain gimana. Ya itu yang kita lakukan ke orang lain.”




(els/pua)

[Gambas:Video CNN]