Jakarta, CNN Indonesia —
Budaya tempe resmi diajukan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Pengajuan ini dilakukan melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristekdikti) pada akhir Maret lalu.
Saat ini, pengajuan tersebut sedang proses menunggu waktu untuk dibahas oleh Sekretariat Konvensi 2023 UNESCO.
“Kami optimis budaya tempe ini akan menambah daftar warisan budaya takbenda dari Indonesia yang ada di UNESCO,” ujar Direktur Perlindungan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Judi Wajudin, Jumat (31/5), melansir Antara.
Pembina Forum Tempe Indonesia Made Astawan mengatakan, tempe saat ini ditemukan dan dikonsumsi di 27 negara. Berbagai manfaat yang didapat dari proses fermentasi kedelai menjadi tempe juga telah diperoleh masyarakat dunia.
“Terlebih, tren vegetarian atau vegan semakin populer bersamaan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dunia terhadap pangan yang sehat,” ujar Astawan.
Tak diketahui dengan pasti bagaimana tempe awal mula ditemukan. Satu-satunya bukti kehadiran tempe di tengah masyarakat Jawa muncul dalam Serat Centhini.
Buku kesusastraan Jawa tersebut menyebutkan bahwa tempe telah menjadi hidangan masyarakat Jawa. Tempe juga menjadi bagian dari berbagai ritual masyarakat pada abad ke-16.
Berdasarkan bukti-bukti di atas, sejak tahun 2014, Forum Tempe Indonesia bersama dengan lembaga terkait melakukan inisiasi untuk lebih memperkenalkan tempe pada dunia.
Mereka melakukan berbagai penelitian dan sejumlah dukungan tertulis, utamanya dari Dinas Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.
Tempe Jawa Tengah kemudian berhasil menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada tahun 2017. Upaya pelestariannya pun bergulir hingga saat ini.
Tanggal 6 Juni sendiri kini diperingati sebagai Hari Tempe Nasional. Hari ini jadi momen untuk mengapresiasi nenek moyang yang telah mewariskan tempe sebagai pangan kaya manfaat.
(Antara/asr)
[Gambas:Video CNN]