Turis China Kapok Liburan ke Singapura Gara-gara Dikejar Merpati

Turis China Kapok Liburan ke Singapura Gara-gara Dikejar Merpati


Jakarta, CNN Indonesia

SeorangĀ turis China menangis dan mengungkapkan ketakutannya setelah melihat sekawanan merpati di Maxwell Food Center di Singapura. Ia mengaku kapok dan tak akan kembali liburan ke Singapura.

Dalam sebuah klip video yang di-posting di situs media sosial China, Xiaohongshu pada (15/4), turis tersebut mengaku tiba-tiba dihampiri seekor merpati.

“Saat saya sedang makan, merpati di lantai berlari ke arah saya, dan saya bisa melihat berbagai jenis merpati di sini!” seru sang turis.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia kemudian menunjuk tasnya yang menurutnya “terjebak” di meja food court bersama merpati itu.

Sambil menangis tak terkendali, dia menjelaskan penyebab air matanya adalah seekor merpati yang dia lihat berada di bawah mejanya.Kejadian itu membuatnya menangis dan bersumpah tidak akan pernah kembali ke Singapura.

“Saya merasa ingin mati saat merpati itu mendekati saya, dan saya tidak tahan saat merpati itu mengejar saya,” teriaknya dengan mata merah dalam video yang viral itu, seperti dilansir VN Express, Selasa (23/4).

Dia menggambarkan food court di Singapura tersebut sebagai tempat berkembang biak yang sangat besar bagi merpati.Begitu banyak merpati di lokasi itu.

Mereka yang sudah cukup lama tinggal di Singapura pasti tahu bahwa merpati adalah pemandangan umum, terutama di tempat makan terbuka seperti pusat jajanan, tempat kawanan merpati sering mengais sisa-sisa makanan yang ditinggalkan pengunjung.

Beberapa pengunjung mungkin menganggap mereka menawan, tetapi bagi turis yang mengidap fobia burung seperti turis ini, hewan-hewan itu bisa menimbulkan trauma mendalam.

Berpikir bahwa dia menangis karena tersesat, seorang petugas kebersihan di sana sempat mendekatinya, kemudian menyadari bahwa turis itu takut karena merpati.

“Dari apa yang saya ingat, hanya ada seekor merpati di bawah mejanya,” kata petugas kebersihan tersebut.

Reaksi intens turis tersebut menunjukkan ornithophobia, di mana digambarkan sebagai ketakutan terhadap burung yang dapat bermanifestasi dalam berbagai tingkat keparahan.

Meskipun beberapa orang bersimpati dengan penderitaan turis tersebut, yang lain mengklaim bahwa dia bereaksi berlebihan. Bahkan ada yang bertanya-tanya bagaimana dia bisa bertahan hidup di negaranya sendiri, di mana burung-burung juga bisa terbang.

“Singapura bukanlah satu-satunya negara yang memiliki banyak merpati, tolong jangan menodainya,” tulis seorang warganet.

“Saya tahu blogger perlu mendapatkan traffic, tetapi kalimat ‘saya tidak akan pernah kembali ke Singapura’ benar-benar tidak ramah terhadap warga negara Singapura,” tulis yang lain.

(anm/wiw)

[Gambas:Video CNN]