Sejumlah laporan kasus infeksi Mycoplasma pneumoniae telah ditemukan di Jakarta. Bagaimana gejalanya?
Dalam beberapa waktu terakhir, bakteri Mycoplasma pneumoniae mencuri perhatian masyarakat. Gara-garanya, lonjakan kasus pneumonia pada anak di China yang disebabkan oleh bakteri satu ini.
Pada dasarnya, penyakit yang disebabkan bakteri satu ini tak jauh berbeda dengan pneumonia pada umumnya. Termasuk juga soal gejalanya.
Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Rina Triasih mengatakan, gejala pneumonia akibat Mycoplasma hampir sama dengan gejala pneumonia pada umumnya. Namun, dengan intensitas yang lebih ringan.
“Gejala pneumonia akibat Mycoplasma pneumonia sama seperti gejala pneumonia pada umumnya, dan biasanya gejalanya lebih ringan,” ujar Rina, Senin (4/12), mengutip detikhealth.
Gejala pneumonia pada umumnya sendiri berkisar dari:
– batuk yang tak kunjung hilang, demam,
– nyeri dada,
– kelelahan,
– sesak napas.
Sementara pada anak, biasanya gejala berkisar dari bersin-bersin, hidung tersumbat, hingga batuk.
Namun, gejala bisa semakin parah jika si anak mengalami alergi atau asma serta memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Dalam kasus ini, anak bisa mengalami sesak napas.
Rina juga mengatakan bahwa masa inkubasi yang dibutuhkan bakteri hingga bermanifestasi dalam bentuk gejala fisik juga cukup lama. Masa inkubasinya tak secepat SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.
Mycoplasma sendiri, sebut Rina, merupakan salah satu bakteri penyebab pneumonia pada anak yang cukup dikenal di dunia kedokteran. Bakteri ini utamanya menyerang anak sekolah di atas usia 5 tahun.
(asr/asr)
[Gambas:Video CNN]