Berapa Lama Kita Bisa Terjaga Tanpa Tidur?

Berapa Lama Kita Bisa Terjaga Tanpa Tidur?

Daftar Isi



Jakarta, CNN Indonesia

Beberapa waktu lalu, kabar soal seorang pria asal Garut, Jawa Barat, Solihin (51), yang mengaku tidak tidur selama bertahun-tahun ramai jadi perbincangan.

Mengutip detiknews, kondisi itu telah dialami Solihin selama bertahun-tahun. Kesulitan untuk tidur mulai dialaminya setelah telinganya terasa sakit pada 2020 lalu.

“Iya, memang enggak tidur. Melek saja. Siang malam, ya, tidak tidur,” ujar Solihin, Selasa (28/5).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rasa sakit dan dengung di telinga membuat Solihin gelisah hingga akhirnya tak bisa tidur. Meski rasa kantuk menyerang, ia tetap saja tak tertidur.

Tidur merupakan salah satu proses penting untuk kesehatan secara menyeluruh. Saat tidur, sel-sel tubuh beregenerasi dan mempersiapkan diri untuk kembali menjalankan fungsinya keesokan hari.

Orang dewasa sendiri disarankan mendapatkan tidur berkualitas selama 7-9 jam setiap malam.

Pertanyaannya, bisakah orang bertahan tanpa tidur? Berapa lama orang bisa bertahan tanpa tidur?

Pada dasarnya, tak ada jawaban pasti soal berapa jam seseorang bisa bertahan tanpa tidur. Pasalnya, setiap orang memiliki kebutuhan tidur yang berbeda-beda dengan daya tahan tubuh yang juga berbeda.

Namun, hingga saat ini, tercatat rekor tidak tidur terlama di dunia dipecahkan oleh Randy Gardner pada 1963 silam. Kala itu, ia memutuskan untuk mengecek berapa lama dirinya bisa bertahan tanpa tidur.

Hasilnya, ia mampu bertahan tanpa tidur selama 11 hari 25 menit.

Gardner disebut-sebut selamanya bakal jadi pemegang rekor tersebut. Pasalnya, tidak tidur dalam waktu lama jelas berbahaya buat tubuh.

“Tidur memainkan peran penting dalam kesejahteraan fisik, kognitif, dan mental. Ada proses pemulihan yang terjadi dalam tidur yang kita perlukan agar tetap sehat,” ujar dokter spesialis tidur Michelle Drerup, mengutip laman Cleveland Clinic.

Efek tidak tidur 24 jam




Ilustrasi. Ada beberapa efek yang dialami tubuh saat tidak tidur di malam hari. )Getty Images/Filmstax)

Misalnya, saat bertahan 24 jam tanpa tidur, maka kondisi tubuh akan sebanding dengan memiliki kandungan alkohol dalam darah sebesar 0,1 persen yang berbahaya.

Kondisi ini bisa membuat seseorang mengalami beberapa hal berikut:

– ucapan tidak jelas,
– sulit mengambil keputusan,
– kurang fokus,
– mudah marah dan tersinggung,
– penglihatan dan pendengaran terganggu,
– otot tegang.

Tak cuma itu, hormon kortisol dan adrenalin yang memicu stres juga akan meningkat saat Anda tidak tidur selama 24 jam.

“Ini [peningkatan hormon kortisol] adalah upaya tubuh untuk mengimbangi kelelahan yang dialami,” ujar Drerup.

Efek tidak tidur 36 jam

Dampak fisik akan mulai terlihat saat seseorang bertahan tanpa tidur selama 36 jam.

“Dengan tingkat kurang tidur seperti ini [36 jam], kita akan melihat tingkat penanda inflamasi yang lebih tinggi dalam darah,” ujar Drerup.

Tidak tidur selama 36 jam memberikan tekanan yang besar pada tubuh. Seseorang akan mengalami ketidakseimbangan hormon hingga laju metabolisme yang melambat.

Semua efek samping ini muncul hingga berujung pada fluktuasi suasana hati, fokus, suhu tubuh, dan nafsu makan.

Efek tidak tidur 48 jam




Asian business man sleeping in a car after work hard.Ilustrasi. Microsleep, salah satu efek tidak tidur. (iStockphoto/Moostocker)

Tidak tidur selama 48 jam berisiko memicu microsleep. Nama terakhir merupakan refleks pelindung di bagian otak yang jarang disadari.

Dalam microsleep, otak akan memaksa Anda untuk tertidur atau ‘offline‘ untuk sesaat.

Fenomena yang tidak disengaja ini bisa berlangsung hingga 30 detik. Kondisi ini juga yang biasa jadi pemicu kecelakaan, kala pengemudi kendaraan mengalami microsleep.

Efek tidak tidur 72 jam atau lebih

Setelah terjaga selama 72 jam, lanjut Drerup, kemampuan tubuh untuk mengatur emosi akan sangat terganggu.

“Anda juga mungkin mulai berhalusinasi, melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak ada,” ujar Drerup.

(asr/asr)

[Gambas:Video CNN]