Dinkes DKI Larang Warga Pakai Asbes, Ini Bahayanya untuk Kesehatan

Daftar Isi



  • Bahaya penggunaan asbes untuk kesehatan

Jakarta, CNN Indonesia

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melarang pemakaian material asbes pada bangunan rumah karena dapat memicu sejumlah penyakit. Apa saja bahaya pemakaian asbes untuk kesehatan?

Larangan pemakaian asbes diterapkan karena dapat memicu sejumlah penyakit bagi penghuninya terkait kandungan karsinogenik yang tinggi di dalamnya.

“Kegunaannya yang luas menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan seperti mempercepat radang dan meningkatkan risiko terkena kanker paru,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia di Jakarta, melansir Antara.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut asbes bisa dikategorikan sebagai Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) sebagaimana tertuang di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

Menurut dia, saat ini material asbes masih banyak digunakan pada bangunan di Indonesia termasuk rumah yang biasanya dipakai untuk atap dan langit-langit.

Material ini juga digunakan pada komponen kendaraan seperti kampas rem dan kopling.

Bahaya penggunaan asbes untuk kesehatan

Terlepas dari larangan Dinkes DKI, Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga telah melarang pemakaian asbes sebagai atap bangunan, terutama rumah.

Melansir laman National Institutes of Health, asbes dianggap berbahaya karena memiliki serat yang sangat kecil dan tipis, sehingga tak bisa dilihat oleh mata telanjang. Ketika asbes rusak, serat mikroskopis ini akan berterbangan di udara dan bisa bertahan hingga berhari-hari.

Serat asbes dapat terperangkap di paru-paru, sehingga berpotensi menyebabkan sejumlah penyakit yang mengancam jiwa seperti kanker.

Mengutip CDC, selain kanker, studi imiah menunjukkan terdapat sejumlah penyakit yang disebabkan oleh paparan asbes.

1. Asbestosis

Asbestosis adalah penyakit paru-paru kronis dan progresif yang disebabkan oleh paparan serat asbes dalam jangka waktu lama. Mungkin diperlukan waktu lima hingga 20 tahun sebelum gejalanya muncul.

Akumulasi serat asbes yang terhirup menghasilkan jaringan parut (fibrosis) pada paru-paru. Paru-paru tampak seperti sarang lebah. Jaringan parut, atau ‘fibrosis’, bersifat keras dan tidak fleksibel – hal ini membuat paru-paru menjadi kaku dan berhenti berfungsi dengan baik.

Asbestosis menyebabkan sesak napas, sesak di dada, batuk terus-menerus, dan kulit berwarna kebiruan karena kekurangan oksigen. Mendapatkan oksigen yang cukup dari setiap tarikan napas membutuhkan usaha yang jauh lebih besar.

Asbestosis biasanya memburuk seiring berjalannya waktu. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan pernafasan dan kematian. Tidak ada obat untuk penyakit ini.

2. Plak pleura




Ilustrasi. Salah satu bahaya pemakaian asbes yang dilarang Dinkes DKI untuk kesehatan adalah plak pleura. (iStockphoto/Chinnapong)

Melansir Better Health, pleura adalah jaringan yang melapisi rongga dada dan menutupi permukaan paru-paru. Asbes dapat menyebabkan bercak yang menebal pada pleura (plak pleura) atau fibrosis yang meluas pada pleura dan efusi pleura (cairan di rongga dada).

Kondisi ini akan terlihat pada rontgen dada tetapi tidak bersifat kanker. Penyakit ini mungkin tidak menimbulkan gejala tetapi akan mengurangi fungsi paru-paru.

3. Kanker paru

Kanker paru-paru adalah tumor ganas yang menyerang dan menghalangi saluran udara di paru-paru. Merokok yang dikombinasikan dengan paparan asbes sangat meningkatkan kemungkinan terkena kanker paru-paru.

4. Mesothelioma




ilustrasi paru-paruIlustrasi. Salah satu bahaya asbes yang dilarang dipakai oleh Dinkes DKI adalah mesothelioma. (iStockphoto/magicmine)

Mesothelioma adalah kanker langka yang sebagian besar disebabkan oleh asbes. Mesothelioma membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang, sekitar 20 hingga 40 tahun. Bahkan jika Anda tidak terpapar asbes selama bertahun-tahun, sayangnya mesothelioma masih mungkin terjadi.

Mesothelioma sering menyerang paru-paru namun tidak sama dengan kanker paru-paru. Mesothelioma juga bisa terjadi pada perut (abdomen), namun hal ini lebih jarang terjadi.

Karena itu, dengan adanya larangan Dinkes DKI soal pemakaian asbes, sebaiknya hindari untuk mencegah bahayanya bagi kesehatan.

(pua/pua)

[Gambas:Video CNN]