Mengapa Wanita Rentan Terkena Penyakit Jantung? Kenali Gejalanya

Mengapa wanita rentan terkena penyakit jantung? Kenali gejalanya. Penyakit jantung bukanlah masalah yang hanya menyerang kaum pria. Wanita juga memiliki risiko yang sama tinggi untuk terkena penyakit ini. Meskipun demikian, penyakit jantung pada wanita sering kali tidak terdiagnosis dengan sempurna karena gejalanya bisa berbeda dengan pria.

Menurut Dr. Lisa Rosenbaum, seorang kardiolog di Rumah Sakit Brigham and Women’s di Boston, “Penyakit jantung pada wanita sering kali tidak dikenali dengan baik karena gejalanya bisa lebih samar dan tidak khas seperti pada pria.” Oleh karena itu, penting bagi wanita untuk mengenali gejala-gejala yang mungkin terjadi dan tidak menganggapnya sebagai masalah kecil.

Salah satu gejala yang sering terjadi pada wanita yang mengalami penyakit jantung adalah nyeri dada. Namun, nyeri dada pada wanita bisa berbeda dengan pria. Dr. Nieca Goldberg, seorang kardiolog di NYU Langone Medical Center, menjelaskan bahwa “wanita sering kali mengalami nyeri dada yang lebih ringan atau tidak nyeri sama sekali. Mereka mungkin merasakan tekanan, nyeri, atau ketidaknyamanan di dada, lengan, punggung, leher, atau rahang.” Hal ini sering kali membuat wanita tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami serangan jantung.

Selain itu, wanita juga sering mengalami gejala yang tidak langsung terkait dengan penyakit jantung. Misalnya, mereka mungkin merasa lelah yang tidak dapat dijelaskan, sulit bernapas, atau mengalami pusing dan pingsan. Dr. C. Noel Bairey Merz, seorang profesor kardiologi di Cedars-Sinai Medical Center, menekankan pentingnya mengenali gejala-gejala tersebut. Beliau mengatakan bahwa “wanita sering mengalami gejala yang tidak biasa, seperti kelelahan yang berlebihan, sesak napas saat beraktivitas, atau kesulitan tidur. Jika Anda merasa ada yang tidak beres dengan tubuh Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.”

Ada beberapa faktor risiko yang membuat wanita lebih rentan terkena penyakit jantung. Salah satunya adalah faktor genetik. Jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit jantung, kemungkinan Anda juga memiliki risiko yang lebih tinggi. Selain itu, perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan dan menopause juga dapat mempengaruhi fungsi jantung.

Dr. Rachel Bond, seorang kardiolog di Lenox Hill Hospital, menjelaskan bahwa “selama menopause, penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan peradangan di dinding arteri dan penumpukan plak yang menyebabkan penyakit jantung.” Oleh karena itu, sangat penting bagi wanita untuk menjaga gaya hidup sehat dan rutin menjalani pemeriksaan kesehatan untuk mengidentifikasi risiko yang mungkin mereka miliki.

Untuk mencegah penyakit jantung, wanita perlu mengadopsi gaya hidup sehat, seperti berhenti merokok, menjaga berat badan yang sehat, mengonsumsi makanan bergizi, dan rutin berolahraga. Dr. Martha Gulati, presiden American Society for Preventive Cardiology, menekankan perlunya mengubah pola hidup, “wanita harus fokus pada tindakan pencegahan dan menghindari kebiasaan yang dapat merusak kesehatan jantung, seperti merokok, makan makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol, serta tidak cukup beraktivitas fisik.”

Dalam menghadapi penyakit jantung, kesadaran dan pengetahuan tentang gejala-gejala yang mungkin terjadi sangat penting. Dr. Martha Gulati juga menambahkan, “wanita harus belajar mengenali gejala dan memahami bahwa penyakit jantung bukan hanya masalah pria. Dengan mengetahui gejala dan faktor risiko yang ada, wanita dapat melakukan tindakan pencegahan yang tepat dan mengurangi risiko penyakit jantung.”

Referensi:
– https://www.health.harvard.edu/heart-disease-overview/heart-disease-in-women
– https://www.heart.org/en/health-topics/heart-disease-in-women
– https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-disease/in-depth/heart-disease/art-20046167