Overtourism, Bali Kesulitan Kendalikan Pertumbuhan Pesat Pariwisata

Jakarta, CNN Indonesia

Bali kerap mendapat julukan sebagai surga tropis dan merupakan destinasi banyak wisatawan mancanegara. Namun, belakangan Pulau Dewata ini memiliki masalah overtourism dan dianggap salah satu yang terburuk di dunia.

Hal itu disebutkan dalam CNN mengenai kota-kota di dunia dengan overtourism terburuk pada 2023. Selain CNN, media Singapura, Channel News Asia (CNA) juga menyoroti perubahan pariwisata di Bali.

Data dari Dinas Pariwisata (Dispar) Bali mencatat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali dari Januari hingga 26 Desember 2023 mencapai lebih dari 5,2 juta orang. Sementara kunjungan wisatawan domestik dari Januari hingga 26 Desember 2023 sebanyak lebih dari 9,4 juta orang.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CNA menyebut bahwa Bali, yang dulu dikenal dengan suasana santainya, kini menghadapi tantangan baru akibat lonjakan jumlah turis yang membanjiri pulau tersebut alias overtourism.

Dalam artikel berjudul ‘Not quite the Bali it used to be? This is what overtourism is doing to the island’, media itu menilai suasana di Pulau Dewata sudah tidak sesantai dan sebebas dulu.

Adapun wisatawan-wisatawan yang datang ke Bali justru memiliki perilaku bermasalah yang membuat pemerintah setempat harus mengerahkan unit polisi pariwisata baru dalam penanganannya.

Tahun lalu, Bali mendeportasi 340 orang asing, naik dari 188 orang pada 2022. Turis asing yang dideportasi mayoritas berasal dari Rusia, Amerika Serikat, Inggris, dan Nigeria. Pelanggaran yang mereka lakukan termasuk tinggal melebihi batas waktu, bekerja secara ilegal, dan mengekspos diri di tempat-tempat suci.

Apa yang sebenarnya terjadi pada Bali?

Pengamat Pariwisata, Chusmeru, menekankan bahwa masalah overtourism yang muncul berkaitan dengan kerusakan ekosistem dan perilaku wisatawan yang sering kali mengabaikan adat dan tradisi budaya Bali.

Overtourism bukan hanya masalah jumlah wisatawan, tapi juga ketidaknyamanan warga setempat terhadap kehadiran mereka,” ujar Chusmeru.

Menurut dia, wisatawan yang datang tidak sopan, seenaknya memasuki area terlarang, atau berpose tidak senonoh di tempat-tempat suci sehingga menimbulkan ketegangan dan ketidaknyamanan di Bali.

Tantangan juga muncul karena Bali telah dikenal luas sebagai destinasi wisata dunia, sehingga tidak memerlukan promosi tambahan agar dikunjungi banyak wisatawan mancanegara.