Pilu Gajah Paling Kesepian di Dunia, Mati karena Kanker di Manila Zoo

Jakarta, CNN Indonesia

Malang benar nasib Mali, seekor gajah di Kebun Binatang Manila atau Manila Zoo di Filipina. Mali mati dalam pilu dan kesepian, sendirian di dalam kandang. Ia mati dalam kesakitan.

Kematian Mali pada hari Selasa (28/11) diumumkan dalam video Facebook oleh Walikota Manila Honey Lacuna. Dia mengungkapkan kunjungan ke kebun binatang untuk melihat Mali adalah salah satu kenangan masa kecilnya yang paling membahagiakan.

Para aktivis hewan menyebut Mali sebagai salah satu gajah yang hidup “paling menyedihkan”. Padahal, selama empat dekade, Mali jadi bintang atraksi Kebun Binatang Manila, Filipina.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dikutip BBC, Mali sangat dicintai pengunjung Kebun Binatang Manila. Nasib buruk yang dialami satu-satunya gajah di Filipina ini telah menjadi kekhawatiran di kalangan aktivis hak-hak binatang.

Salah satu yang bersuara keras adalah Sir Paul McCartney yang meminta pihak berwenang memindahkan Mali ke suaka gajah.

Sebelum kematiannya, Gajah Asia terlihat terus-menerus menggesekkan belalainya ke dinding, yang menurut kepala dokter hewan Kebun Binatang Manila, Dr Heinrich Patrick Peña-Domingo, sebagai tanda dia kesakitan.

Pada Selasa (28/11) pagi waktu setempat, Mali sudah berbaring miring dan terengah-engah. Dokter hewan memberikan antihistamin dan vitamin tetapi dia meninggal sore itu juga. Otopsi menemukan bahwa dia menderita kanker di beberapa organ tubuhnya, serta penyumbatan di aortanya.

Gajah yang bernama lengkap Vishwa Ma’ali, dihadiahkan kepada mantan ibu negara Filipina Imelda Marcos oleh pemerintah Sri Lanka pada tahun 1981, ketika Mali berusia 11 bulan. Kebun Binatang Manila juga merupakan rumah bagi gajah lain, Shiva, yang tiba pada tahun 1977 dan mati pada tahun 1990.

Mali menjadi satu-satunya gajah di kebun binatang tersebut sejak saat itu. Pada puncak pandemi, Kebun Binatang Manila juga berfungsi sebagai tempat vaksinasi untuk anak-anak, dan Mali menghibur mereka.

Aktivis hak-hak binatang mengkritik kondisi buruk di Kebun Binatang Manila dan mengatakan bahwa para penjaga kebun binatang tersebut tidak mempunyai perlengkapan yang memadai untuk memberikan perawatan medis yang layak kepada Mali.

Namun otoritas kebun binatang berpendapat bahwa gajah tersebut sebaiknya dipelihara di penangkaran karena ia tidak mengetahui seperti apa kehidupan di alam liar.