Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI tengah kembali mempersiapkan vaksinasi Covid-19 booster lanjutan secara masal. Langkah ini diambil dalam mengantisipasi lonjakan tren kasus Covid-19 dalam beberapa waktu ke belakang.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kemenkes RI Azhar Jaya. Ia menyebut bahwa saat ini, pihaknya tengah kembali memproses vaksinasi masal.
“Kita sudah bersiap membuka vaksinasi massal kepada masyarakat. Lagi proses vaksinasi juga, untuk booster ketiga,” ujar Azhar di Jakarta, Selasa (12/2), mengutip detikhealth.
Program vaksinasi ini, lanjut Azhar, akan lebih dulu digencarkan di daerah dengan kasus penularan Covid-19 yang cenderung tinggi. Salah satunya adalah DKI Jakarta yang mencatat kenaikan lebih dari 40 persen dalam sepekan.
Selain itu, survei antibodi juga akan dilakukan dalam waktu dekat. Hal ini dilakukan untuk melihat seberapa besar kekebalan terhadap Covid-19 yang masih terbentuk di tengah masyarakat.
Namun demikian, meski ada kenaikan kasus Covid-19, angka keterisian bed occupancy rate (BOR) masih relatif rendah hingga saat ini. Azhar menyebut, kondisi saat ini tak seperti gelombang Covid-19 sebelumnya.
Diketahui sebelumnya, tren kasus Covid-19 mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Kemenkes, misalnya, yang mencatat kenaikan sebesar 58,9 persen di antara bulan Oktober-November 2023.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga mencatat dua kasus kematian akibat gelombang Covid-19 yang baru ini. Kedua pasien tersebut memiliki riwayat komorbid dan belum mendapatkan vaksinasi lengkap.
Lonjakan ini ditengarai terjadi karena subvarian Omicron EG.5 dan EG.2 atau yang kerap disebut sebagai Eris. Subvarian satu ini juga memicu lonjakan kasus di sejumlah negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Meski baru populer belakangan, namun Eris sebenarnya telah terpantau sejak Mei 2023.
Ilustrasi. Meski mutasi bikin gejala makin ringan, namun Covid-19 tetap tak boleh disepelekan. (iStockphoto/franckreporter)
|
Mutasi memang membuat SARS-CoV-2 semakin ringan, bukan berarti Anda bisa lengah. Dokter menyebutkan bahwa Eris masih tetap berbahaya, utamanya bagi orang dengan komorbid dan belum mendapatkan vaksinasi.
“[Mutasi virus] tetap berbahaya bagi orang yang mempunyai komorbid karena komorbidnya bisa tidak terkontrol,” ujar dokter spesialis paru Erlang Samoedro pada CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
Berikut beberapa gejala Covid-19 subvarian Eris:
– demam,
– kelelahan,
– batuk,
– sakit kepala,
– sakit tenggorokan,
– pilek.
(asr/asr)
[Gambas:Video CNN]