Beda dari Dubai, Arab Saudi Bangun Neom untuk Turis Super Tajir


Jakarta, CNN Indonesia

Neom adalah proyek megacity futuristik yang sedang dicetuskan Arab Saudi dengan menawarkan visi mengagumkan. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan kota masa depan yang menggabungkan teknologi mutakhir dan energi ramah lingkungan.

Terletak di sepanjang Laut Merah, Neom mencakup wilayah seluas 26.500 kilometer persegi.Bagian dari Neom yang menarik perhatian adalah The Line. Ini adalah gedung pencakar langit dari kaca yang membentang lebih dari 170 kilometer di tengah kota Neom.

The Line akan menjadi kota yang bebas mobil dan menjadi tempat hunian. Arab Saudi sendiri sudah mengklaim bahwa mereka bertujuan untuk menarik antara 100 juta sampai 150 juta pengunjung pada tahun 2030.Ini adalah bagian dari upaya untuk menjadikan Arab Saudi sebagai negara raksasa ekonomi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sindalah adalah bagian pertama dari Neom yang akan dibuka tahun ini. Resort pulau ini ditujukan untuk pelanggan mewah dan komunitas kapal pesiar global. Fasilitasnya meliputi tiga hotel mewah, lapangan golf, klub olahraga, klub pantai, marina, serta puluhan restoran dan toko.

Pada Januari lalu, Marriott International mengatakan bahwa mereka telah menandatangani perjanjian untuk membawa Apartments by Marriott Bonvoy ke Sindalah.

Chadi Hauch dari operator hotel tersebut mengatakan bahwa konsep ini ‘sangat cocok’ untuk pulau ini dan mencerminkan keinginan yang semakin besar untuk akomodasi bergaya apartemen premium dan mewah dari para pelancong.

Di sisi lain, Arab Saudi berusaha membedakan diri dari Dubai, bagian dari Uni Emirat Arab. Dubai telah unggul dalam persaingan pariwisata selama 20 tahun, baik dari segi infrastruktur maupun daya tarik aspirasinya.

Kepala perencanaan kota dan kepulauan Neom, Vives, mengatakan bahwa Sindalah akan menjadi model baru untuk perjalanan dan kehidupan mewah. Fokus pemerintah Arab Saudi pada pasar mewah adalah upaya untuk membedakan diri dari Dubai.

“Dubai ditujukan untuk pasar massal bagi orang-orang yang ingin pergi dan bersenang-senang di musim dingin,” kata peneliti Timur Tengah di Baker Institute for Public Policy di Rice University, Kristian Coates Ulrichsen dilansir dari Business Insider, Senin (29/4).

“Saudi semakin mendorong diri mereka menuju barang mewah kelas atas, yang merupakan hal yang akan dipenuhi oleh Sindalah dan sampai batas tertentu, beberapa proyek Laut Merah lainnya,” tambahnya.

Neom sendiri menghadapi tantangan pembiayaan dan perubahan rencana selama bertahun-tahun. Investasi triliunan dolar AS dalam proyek Vision 2030 menimbulkan kekhawatiran di tingkat pemerintahan negara.

Meskipun Neom menghadapi tantangan, proyek ini tetap menjadi salah satu elemen realistis dari rencana futuristik Arab Saudi. Dalam perbandingan dengan struktur cermin “horizontal skyscraper,” menawarkan visi yang mengagumkan dan berpotensi mengubah lanskap masa depan.

(anm/wiw)

[Gambas:Video CNN]