Orang dengan Banyak Lemak Perut Berpotensi Kena Alzheimer

Jakarta, CNN Indonesia

Hati-hati dengan lemak perut. Ini bukan lagi soal penampilan saja, tapi lemak perut juga menyimpan berbagai masalah kesehatan.

Penelitian terbaru menyebut bahwa banyaknya lemak perut berkaitan dengan penyakit Alzheimer tahap awal. 

“Kita sudah lama mengetahui bahwa semakin besar ukuran perut, pusat memori di otak semakin kecil,” kata peneliti penyakit Alzheimer Richard Isaacson, ahli saraf preventif di Institute for Neurodegenerative Diseases of Florida dikutip dari CNN.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Studi ini menunjukkan penanda pencitraan otak dari peradangan saraf yang belum pernah saya lihat sebelumnya,” kata Isaacson, yang tidak terlibat dalam studi baru ini.

“Pencitraan otak menghubungkan lemak perut, atau lemak visceral, dengan disfungsi otak melalui rangkaian peradangan.”

Studi tersebut menemukan individu berusia 40-an dan 50-an dengan jumlah lemak perut tersembunyi yang lebih banyak memiliki jumlah protein abnormal yang disebut amiloid lebih tinggi di bagian otak yang merupakan salah satu tempat paling awal terjadinya Alzheimer.

Hal tersebut diungkapkan ole hpenulis senior Cyrus Raji, profesor radiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis.

Plak beta amiloid di otak adalah salah satu sinyal khas Alzheimer, bersama dengan protein yang disebut tau. Plak amiloid biasanya muncul pertama kali, dan tau kusut muncul kemudian seiring perkembangan penyakit.

“Ada juga perbedaan jenis kelamin, di mana laki-laki memiliki hubungan yang lebih tinggi antara lemak perut dan amiloid dibandingkan perempuan,” kata Raji.

“Alasan pentingnya hal ini adalah karena pria memiliki lebih banyak lemak visceral dibandingkan wanita.”

Studi ini juga menemukan hubungan antara lemak perut bagian dalam danatrofi otak,atau berkurangnya materi abu-abu, di bagian pusat memori otak yang disebut hipokampus.

Diterbitkan sebagai studi percontohan di jurnal Aging and Disease pada bulan Agustus, Raji dan timnya awalnya mencitrakan otak dan perut 32 orang dewasa berusia 40 hingga 60 tahun.

“Alasan kami menunjukkan efek yang sangat halus adalah karena kami mengamati orang-orang paruh baya – orang-orang berusia 40-an dan 50-an – sementara penelitian sebelumnya mengamati orang-orang berusia 60-an dan 70-an,” katanya.

“Jadi, kami benar-benar berupaya untuk mengetahui seberapa dini kami dapat mendeteksi beberapa jenis manifestasi paling halus dari kelainan yang dapat dikaitkan dengan patologi Alzheimer,” tambah Raji.”Dengan mengidentifikasi hubungan patologis dengan lemak visceral, ada cara yang berpotensi kita lakukan untuk melakukan intervensi terhadap populasi ini.”