Perang Air, Kenapa 287 Orang Bisa Tewas di Festival Songkran Thailand?


Jakarta, CNN Indonesia

Festival perang air Songkran diĀ Thailand berakhir tragis. Sebanyak 287 orang tewas ketika festival tersebut berlangsung selama tujuh hari.

Festival Songkran berakhir di Thailand pada Rabu (17/4), dan menurut Kementerian Dalam Negeri Thailand, 287 orang tewas dalam 2.044 kecelakaan di jalan raya selama Festival Songkran berlangsung.

Ratusan korban tewas saat berlangsungnya Festival Songkran sesungguhnya bukan pertama kali. Tahun lalu, jumlah korban tewas saat Festival Songkran mencapai 264 orang.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilansir VN Express, mengutip Bangkok Post, dalam pernyataan Menteri Dalam Negeri Anutin Charnvirakul pada konferensi pers, Provinsi Chiang Rai di utara Thailand melaporkan jumlah korban jiwa tertinggi, yaitu 17 orang.

Dia menambahkan, penyebab utama kecelakaan yang mengakibatkan kematian saat Festival Songkran di antaranya, mengebut, mengemudi di bawah pengaruh alkohol, dan memotong jalan di depan kendaraan lain.

Angka kematian yang tinggi dalam festival perang air ini menjadi ironi, mengingat secara tradisional, ribuan wisatawan dari seluruh dunia berduyun-duyun ke Thailand untuk merayakan Songkran.

Terlebih, Festival Songkran telah ditambahkan ke daftar warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada tahun lalu. Kritik dialamatkan kepada pemerintah Thailand dengan tingginya angka kematian dalam dua tahun terakhir.

Pada lima hari pertama Songkran tahun ini, kecelakaan di jalan raya telah merenggut 206 nyawa, di mana korban tewas termasuk banyak wisatawan. Songkran yang merupakan perayaan Tahun Baru Thailand ini dimulai pada 11 April 2024.

Pemerintah Thailand sendiri mengklaim telah mendirikan pos pemeriksaan di jalan-jalan utama dan mengirimkan petugas untuk memastikan keselamatan berkendara selama Festival Songkran berlangsung.

Menurut laporan Nation Thailand, periode antara jam 6 sore. dan jam 7 malam memiliki tingkat kecelakaan tertinggi sebesar 9,18%. Kelompok usia 30-39 tahun menyumbang jumlah cedera dan kematian tertinggi, yaitu 18,52%.

Terlepas dari popularitasnya, Songkran dijuluki sebagai “tujuh hari berbahaya” oleh pihak berwenang sekitar satu dekade lalu untuk menyoroti bahaya di jalan raya selama perayaannya.

(wiw)

[Gambas:Video CNN]